Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi Mencukupi Hingga Lebaran

Kompas.com - 15/08/2010, 05:22 WIB

SURABAYA, Kompas.com - Pemerintah menjamin, pasokan daging sapi hingga perayaan Idul Fitri tanggal 10 September 2010 akan tetap mencukupi, baik daging sapi bangkalan maupun daging-daging sapi khusus yang dipesan dalam bentuk beku. Namun, jika volume permintaan atas daging sapi meningkat dan pasokan berkurang, maka Indonesia perlu mempertimbangkan impor sapi, setidaknya pada bulan November dan Desember 2010.

 

Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan hal tersebut di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (14/8/2010).

Menurut Bayu, selain impor, Indonesia juga bisa mengandalkan beberapa daerah yang dilaporkan justru mengalami surplus daging sapi. Sebagai contoh, di Provinsi Jawa Timur, daging sapi surplus sekitar 3.000 ton. Dengan demikian, selain menetapkan jumlah yang mungkin harus diimpor, pemerintah juga perlu mengetahui secara tepat, lokasi sapi-sapi impor itu dibongkar.

"Kami juga perlu mendorong agar daerah-daerah yang surplus sapi dapat mengirimkan sapi-sapinya ke daerah yang mengalami kekurangan, seperti di Sumatera Utara, Aceh, hingga Kalimantan. Jadi manajemen pasokan sapi ini tidak hanya dalam penetapan jumlah, waktu, juga pelabuhan tempat bongkarnya," ungkap Bayu.

Dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan yang digelar di Kantor Menko Perekonomian, pada 11 Agustus 2010, diputuskan, pemerintah akan meredam keinginan pedagang kebutuhan pokok, terutama daging sapi, untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi-tinggi. Caranya dengan menggelar pasar murah di 50 titik pada sepuluh provinsi. Langkah ini perlu agar harga makanan pokok tidak melonjak terlalu tinggi mulai dari awal bulan Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri.

Pasar murah akan digelar di seluruh provinsi di Pulau Jawa (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur), serta beberapa wilayah lain yang dilaporkan mengalami masalah harga, seperti di Sumatera Utara.

Sebagai gambaran, harga daging sapi di tingkat pemotong pada bulan Mei 2010 mencapai Rp 30.000 per kilogram (kg), dan sampai di level eceran menjadi Rp 55.000 per kg. Namun pada Agustus 2010, harga di tingkat eceran melonjak ke level Rp 80.000 per kg, padahal harga di tingkat pemotong tetap Rp 30.000 per kg.

Untuk daging sapi jenis rendang dan bistik harga impornya adalah sekitar Rp 45.000 per kg, jika margin laba yang diambil distributor dan pengecer itu sekitar 15 persen, maka harga hingga ke pembeli akhir seharusnya Rp 55.000 per kg. Jadi, jika pedagang daging rendang dan bistik menjualnya Rp 75.000 per kg, maka labanya terlalu tinggi dan perlu diredam.

Adapun untuk harga impor daging sop dan rawon mencapai Rp 40.000-Rp 45.000 per kg. Jadi kalau pedagang mengambil margin keuntungan 15 persen, maka seharusnya harga jualnya hanya maksimal Rp 50.000 per kg. Padahal, kenyataannya di lapangan sudah mencapai harga Rp 60.000-Rp 70.000 per kg.

Oleh karena itu, pedagang daging sapi yang menjual di pasar murah wajib melepas pada harga dengan kenaikan normal 15 persen. Sementara ini, beberapa pedagang ayam malah memberikan diskon hingga 50 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jelang Libur 'Long Weekend', KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

    Jelang Libur "Long Weekend", KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

    Whats New
    Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

    Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

    Whats New
    BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

    BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

    Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

    Whats New
    BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

    BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

    Whats New
    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

    Spend Smart
    Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan 'Orang' Prabowo

    Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan "Orang" Prabowo

    Whats New
    Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

    Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

    Whats New
    IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

    IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

    Whats New
    Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

    Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

    Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

    Whats New
    Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

    Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

    Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com