Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Suka Hal-Hal yang "Jadul"

Kompas.com - 29/10/2010, 20:02 WIB

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc) Bersama Joseph Kristofel (Associate Research Manager, MarkPlus Insight) KOMPAS.com - Dalam suatu perjalanan kami ke luar kota, ada anak muda yang kebetulan ‘nebeng’ kendaraan kami. Anak muda ini, seorang ‘brondong’ pelajar kelas tiga SMA. Awalnya segan juga 'nebengin' anak kemaren sore begini. Mesti ngobrolin apa nanti sepanjang perjalanan. Kalau kita diam pasti nanti dia akan lebih diam. Mana mungkin dia akan berani memimpin obrolan. Tapi kalau kita yang banyak bicara mungkin nanti dia bete karena tidak paham dengan omongan orang dewasa. Ah, akhirnya tidak usah diambil pusing dan lihat nanti saja di jalan.

Berangkat dari Jakarta, awal perjalanan memang agak 'garing'. Basa-basi, tanya ini itu yang standar-standar saja. Supaya tidak sepi kami pasang siaran radio Gen FM yang rentang usia pendengarnya lebar dan kami pikir bisa mengurangi kegaringan selama perjalanan. Sesekali kami mengomentari lagu yang diputar untuk memancing obrolan. Namun anak ini tampaknya tidak terlalu antusias membicarakan musik Indonesia yang sedang populer saat ini. Semakin menjauh dari ibukota, siaran radio tersebut semakin sulit pula ditangkap. Tibalah saatnya MP3 player mengambil alih.

Kami masukkan cakram digital berisi puluhan lagu favorit dalam bentuk file MP3. Sebelumnya kita permisi dulu pada teman seperjalanan kami itu, kalau musik yang akan dia dengar berikut adalah musik jadul. Musik favorit kami itu tidak berkisar jauh dari musik pop era tujuhpuluhan dan delapanpuluhan. Masa yang tidak dialami oleh anak itu, karena dia lahir di awal era sembilanpuluhan.

Sebuah lagu disko berjudul "September" yang sangat ngetop di penghujung tujuhpuluhan mulai menghentak. Agak di luar dugaan, kepala anak di sebelah kami mulai mengangguk-angguk mengikuti hentakan musik. Ketika ditanya, "Kamu tahu lagu ini?" Dengan singkat pertanyaan kami dijawabnya enteng hanya dengan menyahut, "Earth Wind and Fire 'kan Mas?". Kami pun surprise.

Lagu demi lagu terus berputar, tidak semua lagu atau musisinya dia kenal memang, tapi hampir semua jajaran top forty tujuhpuluhan hingga delapanpuluhan dia dapat menyebutkan musisi atau judul lagunya. Atau paling tidak mengaku pernah mendengar. Ternyata kedua orangtua anak ini adalah penggemar musik yang, sama dengan kami, fanatik pada musik pop jadul itu. Tampaknya lebih dari sekadar pendengar pasif, selera anak ini lambat laun terbentuk dan jadi lebih menyukai musik jadul daripada musik pop trend saat ini. "Lagunya itu lebih kuat," ujarnya dengan nada serius ketika ditanya mengapa lebih suka musik jadul.

Lantas kami teringat pada keponakan seorang kawan. Usianya baru 13 tahun dan masih duduk di SMP. Namun dengan mantap ia akan menjawab "Beatles!" jika ditanya apa grup musik favoritnya. Kedua orangtuanya memang kadang-kadang memutar Beatles. Namun dengan internet sang keponakan itu lebih proaktif mendownload sendiri lagu-lagu Beatles atau menonton Beatles via Youtube. Saat ini keponakannya itu sedang mulai belajar bermain gitar, dan ia mulai dengan lagu-lagu Beatles!

Ketika Michael Jackson meninggal, rangkaian liputannya di berbagai media televisi membawa kembali lagu-lagu hitsnya. Dan sontak saja lagu-lagunya digemari lagi, bukan saja oleh mereka yang sempat mengalami sendiri era The King of Pop itu, tapi bahkan oleh anak-anak usia SMP yang sebelumnya tidak pernah tahu siapa itu Michael Jackson. Keponakan kawan yang penggemar Beatles itu pun tiba-tiba jadi penggemar Michael Jackson. Dari browsing di youtube mencari video klipnya, sampai mempelajari gerakan moonwalk. Seorang teman juga bercerita bahwa anaknya yang masih SD tahu-tahu bertanya, "Ma, memang selama ini Michael Jackson itu kemana? Kok lagu-lagunya keren-keren kita sampai tidak pernah tahu?"

Anda mungkin bisa mengatakan bahwa musik pop era tujuhpuluhan dan delapanpuluhan itu adalah pop yang menjadi klasik, tidak akan lapuk dimakan jaman. Atau kelak Beatles dan Michael Jackson akan setara kedudukannya seperti Mozart atau Beethoven dalam khazanah musik universal. Namun justru di situlah letaknya, ada hal-hal yang sifatnya lintas generasi, lintas ruang, dan lintas waktu. Mungkin saja ada faktor estetika musikal generik yang berlaku sama untuk seluruh umat manusia sepanjang sejarah. Sehingga pada titik-titik tertentu bisa jadi Anda yang ganti bisa menggemari musik-musik "anak muda" jaman sekarang seperti My Chemical Romance, Justin Bieber, atau Lady Gaga.

Coba tengok koleksi musik Anda. Bagi Anda yang berusia lewat tigapuluhan, kami yakin hanya satu dua orang saja yang punya koleksi musik dari ketiga artis yang kami sebut terakhir. Dan sekarang coba periksa koleksi musik anak Anda atau keponakan Anda dari yang masih SMP atau yang sudah di bangku kuliah. Anda akan lebih mudah mendapatkan lagu-lagu Michael Jackson atau Beatles terselip di sana.

Ingat, anak muda itu selalu ingin mencoba hal-hal baru yang 'out of the box', dan karenanya mereka menjadi lebih terbuka, termasuk untuk urusan selera. Karena itu, meski yang serba jadul itu bukan berarti jaminan pasti diterima, namun jangan pernah ragu-ragu untuk coba menawarkannya pada mereka.

----- Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 800 responden anak muda di 6 kota besar di Indonesia, SES A-B, Umur 16-35, yang dilakukan bulan Februari-Maret 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Tulisan 15 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Spend Smart
    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Spend Smart
    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Spend Smart
    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Whats New
    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Whats New
    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Whats New
    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Whats New
    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Whats New
    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Whats New
    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Whats New
    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Whats New
    Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

    Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

    Whats New
    Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

    Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com