Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Wujudkan Jaminan Kesehatan Berkualitas

Kompas.com - 27/12/2010, 09:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan DPR diimbau untuk segera mewujudkan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan standar dan kualitas layanan yang sama di seluruh Indonesia.

"Jaminan kesehatan paling dibutuhkan masyarakat saat ini karena itu harus dijadikan prioritas," kata Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga menanggapi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di Jakarta, Minggu (26/12/2010).  

Menurut dia, pemerintah sudah cukup proaktif dengan menyelenggarakan jaminan sosial dengan sumber dana beragam, yakni dari APBN (untuk PNS dan anggota TNI/Polri) dan dana swasta (pegawai dan perusahaan swasta).

Menurut aturan universal, dibutuh minimal waktu lima tahun agar setiap orang mendapat pelayanan dan akses yang sama dan mudah bagi pelayanan kesehatan dasar.

Di sisi lain, Hotbonar juga menyatakan UU SJSN memang memiliki beberapa kelemahan, tetapi hendaknya tidak direvisi lagi saat ini.

"Kalau direvisi kapan dilaksanakan," katanya. Hal terpenting yang perlu dilakukan, kata dia, menyegerakan penerbitan petunjuk pelaksana UU tersebut, yakni untuk Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pelayanan Kesehatan.

Dia juga mengingatkan, pengalaman pelaksanaan reformasi jaminan sosial di belahan manapun di dunia ini tidak pernah menyentuh pada perubahan kelembagaan yang ada, tetapi lebih pada pembenahan program agar lebih efektif. "Kita harus mengupayakan agar jaminan sosial untuk semua warga bisa terlaksana," kata Hotbonar.

Karena itu, dia menilai perlu pemahaman yang sangat mendalam mengenai bentuk hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).  "Sepengetahuan saya, tidak ada  BPJS yang berbentuk wali amanah. Yang ada, badan pemerintah (goverment agency) dan korporasi," kata Hotbonar.

Dari segi program, apa yang sudah dilaksanakan dinilainya sudah cukup baik, hanya saja perlu ditingkatkan paling tidak pada cakupan layanan, manfaat dan kualitas pelayanan kepada pesertanya.

UU SJSN membenarkan lima program jaminan sosial yang sudah ada. Jika, diperlukan penambahan, diperlukan pada asuransi pengangguran (unemployment insurance). "Tapi, itu bukan program jaminan sosial. Begitu juga pada jaminan perumahan," kata Hotbonar.

Dia menilai, jika ingin dilaksanakan maka idealnya dijadikan tabungan wajib seperti tabungan perumahan PNS dan para prajurit yang sudah berjalan dengan baik, walaupun belum  optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com