Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadira: "Madura Itu Bukan Garam Doang"

Kompas.com - 13/06/2011, 09:32 WIB

KOMPAS.com - Ada sebuah cerita tentang seorang ibu yang berbelanja di sebuah pasar di Madura. Katanya kepada pedagang ikan, ”Saya minta cumi-cumi yang ada telurnya.” Dengan logat Madura, si pedagang menjawab, ”Tidak ada, Bu. Sekarang semua cumi-cumi sudah ikut KB.”

Cerita humor itu dikisahkan Febriati Nadira (36), perempuan cantik asal Sumenep, Madura, yang kini hidup dan berkarier di tengah belantara kota metropolitan Jakarta. Kami yang mendengar lelucon itu langsung tertawa terbahak-bahak. Senja pun berderai-derai oleh tawa....

”Tahu enggak siapa ibu-ibu dalam cerita itu? Ya, ibu saya,” tambah Ira—begitu dia disapa—sambil menahan tawa. Kebanyakan orang Madura, lanjut Ira, memang senang humor. Dan, sore itu Ira membuktikannya dengan menuturkan beberapa stok humornya, termasuk tentang seorang pedagang semangka dan pembelinya.

Alkisah, ada seorang pedagang semangka berpromosi habis-habisan di pasar. ”Semangka saya isinya merah, manis, dan tidak ada bijinya. Mendengar promosi itu, seorang pembeli tergiur. Dia pun memborong semua semangka milik si pedagang dan mengangkutnya dengan becak. Di perjalanan, sebuah semangka jatuh ke aspal dan pecah. Ternyata isi semangka itu tidak merah seperti yang dipromosikan, melainkan putih pucat.”

”Si pembeli merasa ditipu,” lanjut Ira. ”Dia pun mendatangi pedagang semangka itu untuk menyampaikan komplain. ’Bagaimana ini, ternyata semangka sampeyan isinya tidak merah, tapi putih pucat’,” cerita Ira dengan menggebu.

Dengan tenang si pedagang menjawab, ”Becak sampeyan jalannya ngebut. Semangka jadi takut dan pucat.” Sekali lagi kami tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon itu. Kami tidak sadar senja yang damai di taman sebuah apartemen tempat kami bertemu telah berganti menjadi malam. Bayang-bayang pepohonan hias dan lampu-lampu taman memberi dimensi pada malam yang terasa hangat itu.

Di antara bayang-bayang pohon dan pendar lampu hias, sosoknya diabadikan dengan kamera. Klik… klik… klik. Dengan terusan warna hitam, Ira menjadi tampak dominan dan tegas.

”Waduh lutuna (lucunya),” teriaknya begitu melihat hasil jepretan kami. Matanya berbinar dan wajahnya amat gembira.

Akar Madura
Ira mengaku akar Maduranya sangat kuat. Perempuan kelahiran Situbondo itu bercerita, sejak kecil ia dididik dengan tradisi orang Madura yang religius. ”Saya dikenalkan agama dengan disiplin ketat. Pagi di sekolah umum, siangnya sekolah di madrasah, malam mengaji di mushala. Kalau main, ya, dekat pesantren,” tutur perempuan berdagu lancip itu.

Saat menjelang remaja, barulah Ira tinggal di Surabaya. Di kota itu pula dia pertama kali meniti karier di perusahaan telekomunikasi sebagai public relations. Tahun 2007, dia pindah ke Jakarta karena bekerja di PT XL Axiata. Kini, dia menjabat head of corporate communications.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com