Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawatan Irigasi Minim

Kompas.com - 29/07/2011, 03:25 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Kontribusi Sulawesi Selatan dan Jawa Barat dalam ketahanan pangan nasional ternyata tidak diimbangi dengan penyediaan anggaran memadai untuk pemeliharaan jaringan irigasi. Pagu anggaran yang dialokasikan tidak memenuhi kebutuhan ideal.

Hal itu setidaknya tecermin dari keterangan dan fakta yang dihimpun Kompas, Kamis (28/7).

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Sulawesi Selatan (Sulsel) Soeprapto Budisantoso mengatakan, selama ini pemeliharaan jaringan irigasi selalu terkendala minimnya anggaran. Proses perawatan jaringan irigasi teknis, seperti membersihkan saluran dari genangan lumpur, membersihkan semak-semak di sepanjang saluran, dan menambal saluran yang bocor tergerus limpasan air, idealnya membutuhkan Rp 400.000 per hektar.

Namun, alokasi anggaran tahun ini hanya mampu memenuhi kurang dari separuh kebutuhan, yakni Rp 160.000 per hektar. Akibatnya, panjang dan luasan saluran irigasi yang dibenahi pun hanya separuh dari kebutuhan.

Kondisi serupa terjadi pada biaya rehabilitasi jaringan irigasi. Perbaikan bangunan pembawa air dan pengatur air di sepanjang jaringan irigasi bendung yang idealnya sebesar Rp 12 juta per hektar saat ini baru terpenuhi Rp 7,5 juta hingga Rp 9 juta per hektar. ”Biaya rehabilitasi yang jauh lebih mahal semestinya dapat dihindari jika proses pemeliharaan dilakukan sesuai kebutuhan ideal,” tutur Soeprapto.

Minimnya perawatan diduga menjadi penyebab jebolnya tanggul saluran irigasi Bendung Benteng di Pinrang, Sulsel, akhir pekan lalu (Kompas, 25/7).

Secara terpisah, Kepala Biro Pengelolaan Data Sumber Daya Air Perum Jasa Tirta (PJT) II—operator daerah irigasi Jatiluhur, Jawa Barat—Sutisna Pikrasaleh mengungkapkan, kebutuhan anggaran perbaikan mencapai ratusan miliar rupiah. Anggaran itu mencakup 280 kilometer saluran primer, 3.000 kilometer saluran sekunder, 16 bendung, dan sekitar 4.000 pintu pembagi air. ”Namun, yang bisa dipenuhi hanya 30-40 persen,” katanya.

Baik Sulsel maupun Jawa Barat dikenal sebagai provinsi penopang ketahanan pangan nasional. Sulsel tahun 2010 memproduksi 4,4 juta ton beras. Beras dari Sulsel menopang kebutuhan 12 provinsi di Indonesia Timur serta 5 provinsi di Sumatera dan Kalimantan.

Sementara itu, dalam 10 tahun terakhir, Badan Pusat Statistik mencatat, rata-rata produksi padi Jawa Barat tertinggi dibandingkan dengan provinsi sentra beras lainnya. Produksi padi Jabar tahun 2009 mencapai 11,3 juta gabah kering giling dari total areal 934.830 hektar. (RIZ/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com