Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Finansial

Kompas.com - 14/08/2011, 02:07 WIB

Elvyn G Masassya

Orang-orang yang menjaga kesehatan pasti selalu melakukan cek rutin. Hal yang sama mestinya dilakukan terhadap kondisi keuangan, khususnya yang menyangkut investasi. Financial check up tidak perlu dilakukan setiap hari, tetapi mesti dilakukan secara berkala, paling tidak enam bulan sekali. Dengan melakukan cek finansial, Anda akan mengetahui apakah bertambah kaya, berpotensi tambah kaya, atau malah sebaliknya. 

Nilai aset

Pertama, cek nilai aset Anda. Periksa kembali berapa posisi aset Anda pada akhir tahun 2010. Aset tersebut ada yang berbentuk fixed asset, seperti rumah, tanah, dan aset bergerak, seperti kendaraan bermotor, serta aset investasi, misalnya deposito berjangka dan saham. Nilai pada akhir tahun 2010 tersebut dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2011.

Anda bisa bertanya pada lingkungan sekitar, berapa kira-kira saat ini harga pasar di sekitar tanah dan rumah yang Anda miliki. Sementara untuk deposito berjangka atau tabungan tentu dengan mudah Anda bisa mengetahuinya.

Lalu bagaimana dengan saham atau reksadana jika Anda memilikinya? Di jenis investasi seperti inilah dibutuhkan kejelian. Untuk reksa dana, misalnya, diperlihatkan oleh nett asset value (NAV) dari produk reksa dana yang Anda miliki. Informasinya bisa diperoleh dari perusahaan yang mengelola reksa dana tersebut atau cek melalui berbagai media. Kalau NAV-nya lebih tinggi ketimbang posisi akhir Desember 2011, tentu Anda mengantongi potensial gain. Ketika reksa dana itu Anda cairkan, nilai uang yang diperoleh akan lebih besar ketimbang nilai investasi awal Anda.

Selain reksa dana, boleh jadi Anda juga memiliki beberapa saham sebagai investasi. Coba lihat berapa harga saham tersebut saat ini dibandingkan dengan harga pada akhir tahun 2010. Kalau harga saham tersebut saat ini lebih tinggi, Anda berada dalam posisi potensial gain. Mungkin 10 persen, mungkin 15 persen.

Nah, kalau situasinya seperti itu, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Bisa jual dan bisa juga membeli lagi saham yang sama. Kenapa? Kalau saham yang Anda pegang itu sudah tergolong ”mahal” dan potensi kenaikan harganya sudah tipis, tidak ada gunanya menunggu, sebaiknya saham tersebut Anda jual dan nikmati gain yang diberikannya. Namun, jika saham yang Anda pegang itu masih tergolong ”murah”, meski telah mengalami kenaikan harga, Anda malah bisa membeli lagi saham tersebut sehingga potensial gain Anda nantinya akan semakin besar.

Lihat saja rasio PER-nya alias price earning ratio. Jika masih rendah dan emiten memiliki kinerja bagus, ada potensi kenaikan harga yang lebih besar. Selain itu, Anda juga bisa mencermati analisis di surat kabar. Jika rekomendasi sebagian besar analis adalah ”buy” dan juga mencantumkan target price yang jauh di atas harga sekarang, Anda boleh mempertimbangkan untuk membeli lagi saham dimaksud.

Pendapatan dan pengeluaran

Kedua, cek pendapatan dan pengeluaran. Selain melihat perkembangan aset, check up financial juga mesti dilakukan terhadap aspek pendapatan dan pengeluaran. Kalau ini, yang dibandingkan adalah nett dari periode ke periode. Coba lihat berapa total pendapatan dikurangi pengeluaran pada tahun 2010. Lalu rata-ratakan per bulan. Hitung rata-rata selama enam bulan pertama 2010. Kemudian, cek total pendapatan Anda dan pengeluaran selama semester pertama 2011. Mana yang lebih tinggi?

Mestinya nett pendapatan Anda di semester pertama 2011 lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun silam. Kalau ternyata sama, ada yang keliru dalam pengelolaan cash flow Anda selama bulan ini. Bisa karena pengeluaran Anda lebih besar atau pendapatan yang lebih kecil. Namun, lazimnya yang terjadi adalah karena pengeluaran lebih besar.

Jika benar situasinya seperti itu, sebaiknya Anda mengambil langkah perbaikan. Jika tidak, bukan tidak mungkin di tahun 2011 ini kekayaan Anda akan tergerus. Kenapa? Jika pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan, untuk membiayainya pasti akan menggunakan tabungan. Kalau ternyata memang tabungan Anda menurun, salah satu penyebabnya adalah perilaku pengeluaran Anda yang mesti ditata lagi.

Apa boleh buat, Anda mesti cek pola pengeluaran Anda secara lebih detail. Lihat kembali ke mana saja pengeluaran Anda terpakai dalam enam bulan terakhir, bandingkan antara pengeluaran yang bersifat primer, sekunder, dan tersier. Kalau jumlah pengeluaran sekunder dan tersier lebih besar dari pengeluaran primer, segera hentikan pengeluaran yang bukan bersifat ”kebutuhan” tersebut.

Lazimnya, selisih antara pendapatan dan pengeluaran setiap bulan harus di atas 30 persen. Artinya, pengeluaran Anda tidak boleh melebihi 70 persen pendapatan tetap. Sekali lagi, pendapatan tetap. Sebab, bisa jadi pengeluaran Anda bertambah karena Anda mengasumsikan ada pendapatan dari hasil investasi yang bisa digunakan, misalnya keuntungan saham dan lain sebagainya. Kalau benar seperti itu, Anda keliru. Hasil investasi sebaiknya tidak dipakai untuk membiayai pengeluaran, apalagi pengeluaran yang bersifat konsumtif. Hasil investasi mesti diinvestasikan kembali sebagai cara untuk mencapai tujuan investasi Anda. Dan investasi bukanlah tindakan sesaat, melainkan harus dilakukan secara terus-menerus dan memberikan pertumbuhan nilai investasi itu sendiri.

Kesimpulannya, cek finansial selayaknya dilakukan baik untuk melihat perkembangan aset dan sekaligus kualitasnya, juga untuk me-review kembali pola pengeluaran dan potensi kenaikan atau penurunan pendapatan Anda. Dengan mengetahui permasalahan keuangan sejak dini, terapi ”pengobatan-nya” juga akan lebih mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com