Putussibau, Kompas
Hasil pemantauan, Minggu (9/11), di sebuah agen premium, minyak, dan solar (APMS) di Putussibau, ibu kota Kapuas Hulu, pembelian solar dibatasi hanya Rp 100.000 per kendaraan.
Di Putussibau yang berjarak 654 kilometer dari Pontianak, sulitnya solar dimanfaatkan pengecer. Solar dijual di kios pengecer Rp 9.000 per liter. Premium juga tidak mudah diperoleh. Pengendara yang hendak membeli premium harus antre sekitar satu jam. Sebanyak dua APMS di Putussibau umumnya sudah tutup tengah hari karena persediaan bahan bakar habis.
Vincent (45), pengendara yang hendak menuju Nanga Badau yang berbatasan dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia, mengaku terlalu berisiko kalau kendaraannya tak dipenuhi solar dari Putussibau. ”Terpaksa saya beli solar eceran Rp 9.000 per liter karena di jalan tidak ada jaminan bisa dapatkan solar,” katanya.
Sales Area Manager PT Pertamina Wilayah Kalimantan Barat Ibnu Chouldum menjelaskan, sulitnya mendapatkan solar di Putussibau disebabkan oleh dua hal, yaitu keterbatasan dan keterlambatan pasokan akibat pendangkalan Sungai Kapuas.
”Wilayah Kapuas Hulu hanya mendapat kuota solar 80 kiloliter per bulan sehingga tangki memang hanya mengirim solar sekitar tiga hari sekali. Kalau premium masih agak lumayan, kuotanya sekitar 200 kiloliter per bulan,” kata Ibnu.