Muaro Jambi, Kompas -
Juru Bicara Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi Agus Widiatmoko mengatakan, Rabu (26/10), Situs Muaro Jambi merupakan kompleks percandian terluas di Sumatera yang telah masuk daftar tentatif warisan budaya dunia UNESCO. Namun, kompleks seluas 2.600 hektar ini tengah terancam oleh aktivitas industri penimbunan batubara.
Salah satu peninggalan, yaitu Menapo (tumpukan bata berstruktur candi) China bahkan dalam kondisi dikelilingi area penimbunan batubara sejumlah perusahaan. Ketika turun hujan, genangan air bercampur limbah batubara mengikis menapo yang memiliki banyak peninggalan keramik dari China di sekitarnya.
Situs Muaro Jambi merupakan peninggalan budaya yang dilindungi, dan berpeluang menjadi warisan budaya dunia. Jika industri batubara dibiarkan marak dalam kompleks ini, berarti akan mempercepat kerusakan situs sehingga perlu ada relokasi industri dari kawasan situs.
”Kerusakan yang mengancam bukan lagi pada bangunan candi dan menaponya, tetapi juga degradasi lingkungan situs ini. Padahal, untuk menjadi warisan budaya dunia, UNESCO menuntut adanya pengamanan dalam kawasan,” tuturnya lagi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jambi Didy Wurjanto mengatakan, pihaknya tengah mengajukan dasar hukum yang melindungi Situs Muaro Jambi sebagai suatu kawasan. Aturan yang ada saat ini baru melindungi candi per candi, belum Muaro Jambi sebagai satu kawasan. ”Celah ini sering dipakai daerah untuk membiarkan industri berkembang di dalam kawasan situs,” tuturnya.