Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezim Berganti, Program 1.000 "Tower" Mandek

Kompas.com - 08/03/2012, 13:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Umum Perum Perumahan Nasional (Perumnas) Himawan Arif mengatakan, penyebab mendeknya program pembangunan 1.000 tower yang digulirkan pemerintah adalah bergantinya rezim pemerintahan. Karena itulah, dari tugas Perumnas membangun 100 menara rumah susun sederhana sewa (rusunawa), saat ini baru terbangun 2 tower saja.

"Dari 100 menara yang ditugaskan oleh Wapres Jusuf Kalla waktu itu baru terbangun 2 tower di Kemayoran, Jakarta Pusat. Program mandek karena rezim berganti. Wakil presidennya baru, Gubernur DKI Jakarta-nya juga baru," katanya dalam seminar nasional "Menyikapi Arah Kebijakan Perumahan Nasional" di Jakarta, Kamis (8/3/2012).

Himawan mengatakan, awalnya kebijakan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) digulirkan karena keprihatinan para pemangku kebijakan melihat rumah-rumah masyarakat menengah bawah terendam banjir hebat pada 2007.

"Maka, diputuskan perlunya dibangun hunian vertikal untuk masyarakat menengah ke bawah, yaitu bagaimana mereka bisa tinggal di kota dengan harga terjangkau dan mengurangi kemacetan," ujarnya

Perumnas kemudian membangun tower di tanah milik Kementerian Sekretaris Negara seluas 26 hektar. Menurut Himawan, karena dukungan dan pantauan langsung Jusuf Kalla, kendala lahan juga pembangunannya dapat teratasi dengan baik.

"Kami diminta membangun hunian layak huni, KLB-nya (Koefisien Luas Bangunan) dengan harga Rp 144 juta," jelasnya.

Sayangnya, lanjut Himawan, di Indonesia itu terlalu sulit untuk menyamakan persepsi sehingga apa yang disebut dengan egosentral terjadi.

"Berganti rezim, orang lalu bertanya ini program Presiden atau Wakil Presiden. Padahal, ini program bagus dan program pemerintah," kata Himawan.

Adapun dari 26 hektar tanah yang diserahkan untuk 100 tower ini, kata Himawan, baru terbangun 1,7 hektare tanpa bangunan komersial. Setelah berganti kepemimpinan, Perumnas malah diminta membuat lagi rujukan dan disuruh pindah tempat.

"Padahal, kalau mau melakukan resettlement tempat baru padat penghuni, katakanlah 15 hektare, membutuhkan Rp 300 miliar lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com