Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AEKI: Indonesia Akan Salip Vietnam dan Brasil

Kompas.com - 27/05/2012, 12:25 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum AEKI Bidang Spesialis dan Industri Kopi Pranoto Soenarto meyakini, Indonesia akan mampu menyalip Brasil dan Vietnam dalam hal produksi kopi beberapa waktu ke depan. Sebagai salah satu upaya, pelaku industri kopi nasional pun akan belajar dari Brasil.

"Produksi kopi kita sekarang nomor tiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam," sebut Pranoto ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (27/5/2012).

Ia menjelaskan, dalam hal total produksi, baik itu kopi jenis robusta maupun arabika, Indonesia memang berada di peringkat ketiga dunia. Tapi, untuk jenis robusta saja, Indonesia menjadi produsen kedua di dunia setelah Vietnam.

Pranoto menyebutkan, produktivitas kopi nasional memang masih rendah ketimbang Vietnam. Padahal negara ASEAN tersebut dulu belajar menanam kopi dari Indonesia. "Lumayan jauh beda produksinya, kita ini dengan 1,3 juta hektar lahan tapi produksinya hanya 700.000 metrik ton, sedangkan Vietnam dengan 500-600.000 hektar bisa menghasilkan 1,3 juta metrik ton," kata Pranoto.

Tapi, selisih produksi yang terbilang besar tersebut tidak lantas membuat pelaku industri kopi nasional enggan berkompetisi. Dia mengatakan, AEKI punya niat untuk bisa menyalip Vietnam bahkan Brasil.

"Kita bisa menyalip tapi kita kita harus perbaiki produksi. Dalam 15 tahunan kita harus bisa menyusul Brasil, dan dalam lima tahun ke depan kita bisa menyusul Vietnam," kata Pranoto.

AEKI melihat ada kelemahan dari cara berproduksi Vietnam. Menurut Pranoto, produksi kopi negara itu cenderung dipaksakan. Pertanian kopi Vietnam banyak menggunakan pupuk kimia. Cara ini, kata dia, tentu tidak baik untuk jangka panjang. Oleh sebab itu, AEKI akan tetap berupaya mendorong pertanian kopi nasional bisa menggunakan pupuk organik. Produktivitas memang lambat tumbuh tetapi ini demi jangka panjang.

"Kita pakai pupuk organik memang pelan tapi mencapai sesuatu," katanya yang juga mengatakan kualitas kopi bisa lebih baik dengan pupuk ini.

Lalu, ahli pertanian dari Brasil pun akan didatangkan. Mereka diharapkan bisa mengajari pelaku industri kopi nasional mengenai teknik-teknik budidaya kopi. "Dengan cara pemangkasan tertentu, ya ada teknik dan bimbingan negara maju seperti dari pertanian Brasil," ungkap Pranoto.

Ia pun menyimpulkan, Indonesia akan berupaya menggenjot produksi kopinya. Salah satu faktor pendorong adalah potensi permintaan kopi yang masih besar. "Di dunia masih shortage 6 persen arabika. Dan China bila menjadi pengimpor maka kekurangan bisa di atas satu juta metrik ton," kata Pranoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com