Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolakan Ekspor Udang Hanya Sementara

Kompas.com - 22/10/2012, 12:56 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com- Penolakan ekspor komoditas udang jenis vaname dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sebulan terakhir dinilai hanya sementara. Penolakan disebut akibat adanya persoalan antara pihak importir di Jepang dan pemerintah India.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pengelola Sumberdaya Kawasan Segara Anakan, Moch Harnanto, Senin (22/10/2012), mengatakan, kebijakan penolakan udang dari Cilacap hanya bersifat sementara.

"Ada informasi bahwa buyer (pembeli) di Jepang sedang ada kasus dengan pemerintah India, sehingga mengganggu pembelian udang dari Cilacap," jelasnya.

Dia menegaskan, kualitas udang Cilacap masih terbaik di Indonesia. Di wilayah tersebut, produksi udang rata-rata mencapai 335,45 ton per tahun senilai Rp 11,8 miliar.

Penjelasan Harnanto ini terkait penolakan masuknya udang dari Cilacap ke Jepang lantaran disebut-sebut disebabkan isu pemakaian zat antibiotik jenis chloramphenicol dalam pengolahan udang. Residu zat ini dianggap menyebabkan gangguan kesehatan bagi penderita anemia.

Tidak diterima

Sebelumnya, Direktur PT Toxindo Prima, salah satu eksportir udang di Cilacap, Sudirwan Kadarmilah, mengatakan, udang olahan dari perusahaanya sebulan ini tidak diterima pasar ekspor. Selain dari Cilacap, pasokan udang mentah untuk diolah didatangkan pula dari para pengusaha tambak di wilayah Jawa Barat.

Saat ini, larangan ekspor udang vaname dari Cilacap belum dicabut. Bahkan, sekitar pertengahan September lalu, menurut Sudirwan, ada lima kontainer udang vaname Indonesia yang ditolak masuk ke Jepang.

"Alasan yang saya terima terkait isu penggunaan antibiotik chloramphenicol. Ini membuat eksportir resah. Kerugian saya saja paling tidak puluhan juta rupiah," keluhnya.

Antibiotik chloramphenicol biasa digunakan untuk mengtasi infeksi bakteri anaerob, seperti pseudomonas, aeromonas, mycoplasma, dan enterobacteriaceae. Antibiotik ini diberikan melalui pakan untuk mencegah penyakit.

Chloramphenicol memiliki efek mematikan mikroorganisme dalam pakan sehingga pakan menjadi lebih awet. Selain itu, penggunaan antibiotik ini juga mampu memperbaiki sistem pencernaan hewan dan meningkatkan nafsu makan ikan atau udang. Hanya, residu zat ini bisa menyebabkan kematian pada penderita anemia yang berpotensi berlanjut pada penyakit leukemia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com