Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi China Melaju

Kompas.com - 19/01/2013, 03:52 WIB

Beijing, Jumat - Pertumbuhan ekonomi China bertumbuh 7,9 persen pada kuartal keempat tahun 2012. Ini membaik dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,4 persen. Sepanjang tahun 2012 perekonomian China bertumbuh 7,8 persen, pertumbuhan terendah dalam 13 tahun terakhir atau sejak 1999.

Demikian pengumuman Biro Statistik Nasional China, di Beijing, Jumat (18/1).

Walau merupakan angka pertumbuhan terendah, pertumbuhan ekonomi China tetap terbilang tinggi pada 2012. Angka ini sangat jauh di atas pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang yang sama-sama mencatat pertumbuhan 2 persen atau zona euro yang mengalami kontraksi 0,4 persen pada tahun yang sama.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 7,8 persen dianggap sebagai tanda pemulihan ekonomi telah terjadi, setidaknya di China. Ini penting untuk menggerakkan ekonomi global yang saling terkait. PDB China pada 2012 senilai 51,93 triliun yuan (8,28 triliun dollar AS atau sekitar Rp 80.727,62 triliun). ”Ini pertanda pemulihan China berjalan baik,” kata Zhu Haibin, ekonom JPMorgan Chase & Co di Hongkong.

Pada 2011, PDB China bertumbuh 9,1 persen. Pertumbuhan tahun 2012 jauh di atas perkiraan para ekonom yang sebelumnya diperkirakan hanya maksimal 6 persen.

”Data memperlihatkan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi di China tidak berlanjut untuk sementara ini,” kata Fraser Howie, ekonom dan penulis buku Red Capitalism sebagaimana dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, sempat diperkirakan, PDB China akan terpukul akibat kelesuan ekspor ke pasar AS, Eropa, dan Jepang. Ekspor memang turun, tetapi pemerintah mengeluarkan stimulus ekonomi dengan mendorong pembangunan proyek infrastruktur. Hal ini juga berhasil mendorong pembelanjaan konsumen dan pengeluaran perusahaan.

”Stimulus pemerintah berhasil membalikkan penurunan aktivitas dan berperan menstabilkan ekonomi,” kata Wang Jun, ekonom dari China Center for International Economic Exchanges, lembaga think-tank ternama di Beijing.

”Stimulus pemerintah tahun lalu berhasil menstabilkan pertumbuhan dan menjadi fondasi kuat bagi laku ekonomi pada 2013,” kata Dariusz Kowalczyk, bankir dari Credit Agricole CIB.

Secara politik, kata Kowalczyk, kinerja ekonomi ini merupakan kondisi vital di tengah pergantian tampuk kepemimpinan di China pada Maret mendatang, ketika Xi Jinping mengambil alih posisi Presiden Hu Jintao.

Namun, China tidak akan pernah bisa kembali ke pola pertumbuhan tinggi, seperti dekade 1990-an dan 2000-an. Rajiv Biswas, dari IHS Global insight, mengatakan, era keemasan pertumbuhan ekonomi tampaknya berakhir seiring penekanan pada kualitas pertumbuhan ekonomi.

”Selama 30 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi China rata-rata 10 persen, tetapi perekonomian China kini sedang berada dalam transisi,” kata Biswas.

Biswas mengatakan, pertumbuhan ekonomi China akan berkisar pada 7-8 persen pada beberapa tahun mendatang. Posisi transisi ini sesuai program pembangunan pemerintah, yang tidak lagi semata-mata mengandalkan kekuatan ekspor dan tenaga buruh berupah murah.

Pertumbuhan sebesar itu sudah menolong ekonomi global sepanjang 2013. Ada juga indikasi pemulihan pertumbuhan di AS, dorongan stimulus Pemerintah Jepang 116 miliar dollar AS untuk perekonomian, dan tanda keadaan terburuk tampak berakhir di 17 negara anggota zona euro.(REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com