Jakarta, Kompas -
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membeli listrik yang diproduksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla. Hal itu tertuang dalam amandemen kedua perjanjian jual-beli tenaga listrik antara PT PLN dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan konsorsium Medco-Ormat-Itochu- Kyushu, yang ditandatangani Kamis (4/4), di Jakarta.
Naskah amandemen kedua perjanjian itu ditandatangani Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Muhammad Husen, dan Presiden Direktur Medco Geopower Sarulla Noor Wahyu Hidayat. Selain itu, ditandatangani Direktur Orsarulla Inc (Ormat) Ammon Gabbay, Direktur Sarulla Power Asset Ltd (Itochu) Takae Shinohara, Direktur Kyuden Sarulla PTE Ltd (Kyushu) Takashi Tajiri, dan Direktur Sarulla Operations Ltd (Sol) Takao Shinohara.
Nur Pamudji menyatakan, PT PLN akan membeli listrik yang dihasilkan PLTP Sarulla dengan harga rata-rata 6,79 sen dollar AS per kWh. Proyek itu disiapkan sejak 1993, tetapi baru 20 tahun kemudian akan dibangun dan
Proyek PLTP Sarulla kapasitas 330 megawatt (MW) berlokasi di wilayah kerja panas bumi Sarulla milik PT PGE di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Kontraktor dari PT PGE adalah Konsorsium Medco-Ormat-Itochu-Kyushu, yang sekaligus akan membangun dan mengoperasikan PLTP tersebut.
Konsorsium akan membangun pembangkit di dua lokasi, yaitu Silangkitang (220 MW) dan Namora (110 MW), serta transmisi 150 kilovolt (kV) sepanjang 15 kilometer dari kedua lokasi pembangkit PLTP sampai ke Gardu Induk Sarulla milik
Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Fazil E Alfitri menjelaskan, pihaknya bersama anggota konsorsium telah menandatangani perjanjian jual-beli energi dan kerja sama operasi dengan PT PLN dan PT PGE. Perjanjian itu meliputi pembangunan PLTP kapasitas 330 MW untuk jangka waktu 30 tahun yang berlokasi di Sarulla, Sumatera Utara. Listrik yang dihasilkan PLTP Sarulla akan memenuhi kebutuhan listrik wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Utara.