Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Punya Strategi Tekan Harga Rumah

Kompas.com - 15/05/2013, 17:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum ada strategi pemerintah untuk menekan kenaikan harga hunian, baik apartemen maupun rumah tapak di sejumlah kota besar di Indonesia. Hal itu dikhawatirkan memicu gelembung properti dan tersendatnya pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyat kebanyakan.

"Memang, saya melihat harga-harga tanah dan rumah saat ini memang cukup tinggi, kenaikannya terlalu cepat. Namun, saya tidak melihat ini sudah mulai bubble. Menurut saya, sektor properti yang sedang booming ini memang perlu kita dorong, tapi jangan sampai malah masyarakat kita yang paling membutuhkan perumahan malah tidak terjangkau," ujar Menteri Perekonomian Hatta Rajasa kepada Kompas.com di Jakarta.

"It's ok, didorong oleh masyarakat menengah ke atas tapi lebih digunakan untuk investasi, misalnya, tapi bagaimana kita harus memikirkan masyarakat kita yang betul-betul memerlukan rumah, apalagi rumah pertama. Di sini, kalau sampai harga terus meningkat, maka daya belinya juga terbatas," tambah Hatta.

Soal upaya pemerintah untuk menghindari penggelembungan properti, Hatta mengaku belum terpikirkan strategi. Hanya, lanjut dia, kenaikan harga-harga properti jangan sampai disebabkan oleh ulah spekulan tanah (Baca: Ngeri... Harga Rumah Mulai Tak Terkendali!).

"Yang membuat harga itu melonjak kadang-kadang lantaran tanah itu dispekulankan. Ini yang membuat harganya menjadi berlipat. Kalau spekulasi sudah masuk ke situ, maka menjadi harganya tidak wajar," kata Hatta.

Pun, Hatta mengakui, soal adanya instrumen pemerintah untuk menahan kemungkinan terjadinya penggelembungan properti, belum terpikirkan oleh pemerintah. 

"Saya kira nanti akan saya pikirkan. Yang jelas, kita jangan biarkan sampai sangat meningkat pada harga yang tidak wajar," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, lonjakan harga rumah di Tanah Air telah memperlebar jurang pemenuhan papan antara masyarakat berpenghasilan atas dan masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu segera mengintervensi penyediaan rumah (Baca: Harga Rumah Tak Terkejar, Kesenjangan Makin Melebar).

Terkait hal itu, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya terus mewaspadai kredit di sektor properti karena pertumbuhannya hingga saat ini masih terlampau tinggi. Dia menjelaskan bahwa saat ini pertumbuhan kredit rumah ukuran 70 meter persegi dan kredit pemilikan apartemen (KPA) terus meningkat tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain (Baca: BI: Waspadai Kredit Sektor Properti).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
Damri Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Damri Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Whats New
Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Whats New
Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai 'GovTech' Indonesia

Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai "GovTech" Indonesia

Whats New
BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

Whats New
Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com