Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pecinta Batik, Kini Beromzet Rp 100 Juta

Kompas.com - 17/07/2013, 15:52 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Berawal saat diberikan batik oleh ibundanya, Soedjadi pun menjadi pecinta batik. Dari kecintaannya terhadap salah satu warisan budaya Indonesia ini, wanita berusia 75 tahun ini pun membuka usaha batik. Bahkan kini omzet usahanya sudah mencapaip Rp 100 juta per bulannya.

Soedjadi telah membuka usaha kain batik sejak 40 tahun silam, saat ia berusia 35 tahun. Ia mengaku sangat mengagumi keindahan batik yang akhirnya mulai merintis usahanya yang kini sudah mempunyai 23 karyawan.

"Awalnya karena dikasih kain batik oleh ibu saya. Semenjak itu saya mulai mengagumi keindahan kain itu. Ketika saya pakai batik, banyak orang (turis mancanegara) yang menanyakan, itu kain apa sih?. Mereka sangat menyukainya. Semenjak itu saya berpikir untuk memproduksi batik sendiri," katanya saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Kini ia sudah mempunyai sebuah toko yang menjual aneka jenis kain batik, khususnya batik Cirebon di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Blok M. Kain-kain batik tersebut dijual dengan beberapa variasi harga. Mulai dari paling harga terendah yakni Rp 2,5 juta, hingga Rp 25 juta.

Soedjadi memproduksi kain batik di rumahnya di Cirebon, Jawa Barat. Untuk sekali produksi, memerlukan waktu antara tiga sampai empat bulan.

Selain membuka sebuah toko, batik-batik koleksinya juga dipajang di rumahnya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Soedjadi juga melayani pemesanan dengan request corak dan warna. Dalam sebulan, Soedjadi dapat menjual sekitar 20 batik.

"Kebanyakan memang yang pesan corak daripada beli langsung di toko. Biasanya langganan. Kalau yang mesan-mesan itu biasanya orang luar, seperti Jepang atau Eropa. Mereka sangat suka dengan keindahannya," ujarnya.

Nenek yang telah dikaruniai delapan orang cucu ini mengakui, dirinya lebih mementingkan keindahan batik daripada sibuk mengurusi usahanya. Hingga kini, ia telah mempunyai ratusan koleksi batik pribadinya yang berasal dari berbagai daerah.

"Saya mah melihat batik saja sudah senang. Batik itu adalah karya seni yang sangat luar biasa. Sekarang saya sudah tidak terlalu memikirkan produksi. Kalau impas yasudah, kalau untung Alhamdulillah," kata Soedjadi seraya tersenyum.

Soedjadi berpendapat, seiring berjalannya waktu, perkembangan batik Indonesia kian naik pamornya. Saat ini batik sudah menjadi trend berbusana masyarakat Indonesia.

Akan tetapi ia menyayangkan dengan makin berkembangnya batik, semakin menjamur pula produksi batik dengan kualitas rendah. Hal ini menurutnya akan berdampak pada penilaian orang terhadap kualitas dan keindahan batik itu sendiri.

Walau sudah banyak orang yang menjual batik dengan harga murah, Soedjadi mengaku tidak takut bersaing. Dirinya akan tetap mempertahankan kualitas batik walau harganya jauh lebih mahal ketimbang batik-batik yang dijual pada umumnya.

"Saya tidak takut bersaing dengan batik-batik murah. Saya tetap akan mempertahankan kualitas batik. Karena memang itulah batik yang sebenarnya. Kalau orang yang mengerti batik, dia tidak mau beli batik yang murah. Dia akan membeli batik dengan kualitas bagus, karena seni itu mahal," sebut Soedjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com