Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Shutdown" AS Bisa Ancam Perekonomian Dunia

Kompas.com - 03/10/2013, 07:25 WIB

Kronologi penghentian

Kisruh anggaran AS, yang berakhir dengan penutupan sebagian aktivitas Pemerintah AS untuk pertama kali dalam 17 tahun terakhir, dimulai dari surat Menteri Keuangan AS Jack Lew pada awal tahun ini ke Ketua DPR AS John Boehner. Dalam surat itu, Lew mengatakan, Pemerintah AS butuh utang baru untuk melanjutkan program anggaran pemerintah.

Untuk menaikkan pagu utang AS, pemerintah harus mendapat persetujuan Kongres, yakni DPR AS dan Senat AS. Persetujuan Kongres itu selanjutnya dieksekusi Pemerintah AS lewat penerbitan surat utang.

Persoalan menjadi pelik karena dua komponen Kongres tersebut dikuasai partai berbeda. DPR AS dikuasai Partai Republik yang tidak suka dengan program-program Obama, sementara Senat dikuasai Partai Demokrat yang pro-Obama.

Salah satu program Obama yang tidak disukai republiken adalah program Obamacare, sebutan bagi UU Pelayanan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act), yang bertujuan membuat jutaan warga AS bisa menjangkau layanan kesehatan.

Sebagai salah satu pemilik hak budgeter, DPR AS bersikeras hanya akan mengizinkan kenaikan pagu utang AS jika Obamacare ditunda sedikitnya selama setahun. Sebaliknya, Senat tak setuju dengan syarat tersebut. Hingga Senin, kesepakatan tak kunjung tercapai, yang memicu penutupan sementara layanan Pemerintah AS mulai hari Selasa.

Di Jakarta, Kedutaan Besar AS menyatakan akan tetap beroperasi seperti biasa meski sebagian operasi kantor-kantor pemerintah di AS dihentikan terkait dengan penutupan sementara itu.

Dalam pernyataan yang dipasang di laman resminya, Kedubes AS menyebutkan, layanan konsuler, seperti pengeluaran visa dan paspor, serta layanan penting bagi warga AS di luar negeri tetap beroperasi 100 persen. Hal itu dimungkinkan karena beragam layanan konsuler itu menarik biaya tersendiri dari orang-orang yang membutuhkan. (MAS/EKI/DHF/AP/AFP/REUTERS/MON/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com