Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redenominasi Rupiah Dinilai Belum Waktunya

Kompas.com - 03/02/2014, 19:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan redenominasi rupiah alias penyederhanaan pecahan dinilai belum waktunya, karena pertimbangan sejumlah faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi.

Berbagai masalah yang terjadi dalam perekonomian domestik menjadi hambatan kebijakan tersebut. Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan saat ini sebaiknya kebijakan redenominasi rupiah ditunda dulu. Ini lantaran beberapa persyaratan dari sisi ekonomi untuk mendukung kebijakan tersebut masih belum dapat dipenuhi.

"Saya kira wacana redenominasi rupiah sebaiknya dipending dulu, mengingat perkembangan ekonomi RI masih belum stabil. Ditandai oleh inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melamban dan rasio defisit transaksi berjalan yang tinggi," kata Ryan saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/2/2014).

Lebih lanjut Ryan menjelaskan ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi untuk melaksanakan kebijakan redenominasi rupiah. Ketiga syarat ini harus diperhatikan pemerintah.

"Pertama, fundamental ekonomi stabil dan kuat. Kedua, inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi tinggi. Dan ketiga, didukung stabilitas politiknyang kuat. Jadi, tidak usah buru-buru melakukan redenominasi rupiah ketika syarat utamanya tadi belum bisa dipenuhi," ujar dia.

Menurutnya, redenominasi rupiah pada dasarnya tidak tergantung kepada kondisi pasca-pemilihan umum maupun saat kabinet baru sudah terbentuk. Yang terpenting, kata Ryan, ketiga syarat utama tersebut telah terpenuhi terlebih dahulu.

"Tidak tergantung pada kabinet baru atau kabinet apapun. Yang penting syarat utamanya tadi bisa dipenuhi dulu. Intinya, jangan memaksakan redenominasi kalau syaratnya belum bisa dipenuhi," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com