Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pilpres, Rupiah Diperkirakan Kembali Menguat

Kompas.com - 04/07/2014, 09:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan memperkikan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan kembali menguat seusai pemilihan presiden. Hal ini seiring dengan berkurangnya ketidakpastian politik.

"Kita melihat pasca pilpres terutama pasca pembentukan pemerintahan baru bulan Oktober nanti, rupiah diperkirakan akan menguat terus ke arah Rp 11.500 hingga Rp 11.600 per dollar AS," kata Fauzi di Hotel Mulia Senayan, Kamis (3/7/2014) malam.

Perkiraannya tersebut didasarkan kepada beberapa alasan. Pertama, ia memandang defisit transaksi berjalan Indonesia akan lebih kecil pada semester II tahun ini, dengan tetap tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate.

Informasi saja, BI melaporkan defisit transaksi berjalan pada kuartal I 2014 mencapai 2,06 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB atau 4,2 miliar dollar AS. Adapun BI rate saat ini berada pada posisi 7,5 persen.

"(Alasan) yang kedua, dengan ketidakpastian politik yang berkurang, otomatis aliran modal asing akan kembali masuk ke Indonesia. Ini akan membuat rupiah menguat kembali ke arah Rp 11.600 di akhir tahun 2014," ujar Fauzi.

Beberapa waktu belakangan, nilai tukar rupiah sempat menyentuh kisaran Rp 12.100 per dollar AS. Berdasarkan kurs tengah BI kemarin, rupiah berada pada level Rp 11.963 per dollar AS, melemah dibandingkan pada 2 Juli 2014 sebesar Rp 11.854 dan Rp 11.798 pada 1 Juli 2014.
Baca juga: Morgan Staney: Prabowo Menang, Rupiah Longsor ke Rp 12.300 per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Whats New
Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com