Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Krisis Malaysia, Pemerintah Jaga Pasar Dalam Negeri

Kompas.com - 22/08/2015, 05:20 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Mewaspadai lesunya perekonomian Malaysia, pemerintah akan menjaga pasar dalam negeri. Pemerintah merasa perlu mewaspadai krisis di Malaysia mengingat negara tetangga itu merupakan mitra kerja sama ekonomi Indonesia yang cukup dekat.

"Kebijakan spesifiknya kita menjaga market dalam negeri kita, ikut pasar dalam negeri, terus menjaga. Ekspor kan kita enggak mungkin lagi karena melawan China yang sudah over production dan devaluasi mata uangnya yang cukup banyak," kata Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Lebih jauh Sofjan menyampaikan bahwa pemerintah perlu mempertahankan konsumsi dalam negeri dengan produk-produk substitusi yang juga dibuat di dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah berharap bisa mengurangi kuota impor. Langkah lainnya adalah menjaga ketersediaan sembilan bahan pokok.

"Jadi semua sudah kita bicarakan, sembilan bahan pokok bagaimana. Semua itu sekarang sudah dibicarakan supaya kita waspada saja dan persiapkan dan situasi ini, bagaimana kita mempertahankan apa yang kita punya ini," ujar Sofjan.

Menurut dia, pemerintah perlu berhati-hati dalam menanggapi dampak yang mungkin muncul akibat pelemahan ekonomi Malaysia. Apalagi, situasi politik di sana turut memperkeruh kondisi Malaysia. Krisis ekonomi juga telah menjalar ke negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Thailand dan Myanmar.

"Karena Malaysia ini teman serumpun kita, teman dekat sekali. Kalau terjadi politiknya, ekonominya, susah sekali dan lebih parah dari Indonesia karena dia punya reses yang buat segalanya turun, kemanan ribut di dalam politiknya dan segala macam," tutur Sofjan.

Malaysia kini dihinggapi krisis politik tajam yang diawali dengan terbongkarnya megaskandal di 1MDB yang melibatkan Perdana Menteri Malaysia Nazib Razak. Lantaran Nazib Razak menolak mundur, tanggal 29 dan 30 Agustus nanti, aliansi 84 LSM Malaysia Bersih akan turun ke jalan.

Masalah ini dinilai berpotensi menggoyang ekonomi Malaysia. Bukan hal muskil, untuk menopang ringgit, bank sentral Malaysia akan menjual asetnya, salah satunya obligasi, termasuk  Indonesia.

Skenario yang sama juga bisa dilakukan Thailand yang juga memegang obligasi kita. Sofjan juga menyampaikan bahwa Wapres telah mengarahkan agar koordinasi internal kabinet lebih baik di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini. Ia berharap tidak ada lagi kegaduhan politik yang muncul karena adanya kementerian/lembaga yang programnya tak sesuai dengan garis besar kebijakan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com