Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Ekonomi Stabil, Dunia Disebut Butuh 3 Mata Uang sebagai Acuan

Kompas.com - 27/08/2015, 06:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Meski menjadi acuan nilai tukar mata uang seluruh negara di dunia, dollar AS ditengarai tak mampu memberikan stabilitas ekonomi dunia. Menurut mantan Menteri Keuangan era Orde Baru, Fuad Bawazier, setidaknya dibutuhkan dua mata uang lagi untuk mendampingi dollar AS sebagai acuan utama.

“Untuk kestabilan, saya punya keyakinan sekurang-kurangnya perlu tiga mata uang. Kalau mau stabil, dunia itu perlu punya tiga mata uang internasional. Jangan hanya dollar AS,” kata Fuad ditemui usai diskusi di Jakarta, pada Rabu malam (26/8/2015).

Lantas mata uang negara manakah yang layak dampingi dollar AS? Fuad mengatakan, setidaknya negara tersebut memiliki produk domestik bruto (PDB) yang besar seperti negeri Abang Sam (AS).

“Kelebihan dollar AS itu karena dia satu negara dengan PDB di atas 20 persen PDB dunia. Yang seperti ini lagi adalah RRC,” ucap Fuad.

Memang belakangan isu Renminbi (RMB atau Yuan) menjadi mata uang internasional santer mengemuka. Salah satu alasan kuatnya, sambung Fuad, RRC sebagaimana AS telah menjadi negara adidaya yang memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian global.

Satu mata uang lagi, yang menurut Fuad potensial mendampingi dollar AS adalah Euro. Namun, untuk yang satu ini dia memberikan catatan, syaratnya adalah ekonomi di zona Eropa harus stabil terlebih dahulu.

Fuad menuturkan, mata uang Euro sebagai alat tukar yang diterima internasional pernah dicoba. Namun, upaya itu gagal karena masalah internal di zona tersebut.

“Jadi jangan cuma dollar AS. Berat untuk AS-nya dan berat untuk kita semua. Syukur Euro bisa stabil. Jadi ada tiga mata uang dunia, dollar AS, Renminbi, dan Euro,” tutur Fuad.

Jika dunia memiliki tiga mata uang internasional, keuntungan yang bisa dirasakan Indonesia adalah minimal ada diversifikasi cadangan devisa. “Cadangan devisa kita tidak hanya satu mata uang,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Whats New
Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com