Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Beda Pandangan, BI dan Pemerintah Diminta Harmonisasikan Kebijakan

Kompas.com - 26/11/2015, 02:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) tadi malam, Selasa (24/11/2015), Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti perbedaan tolok ukur keberhasilan pertumbuhan ekonomi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Selain itu, JK juga mengatakan pentingnya keseimbangan kebijakan antara keduanya.

Menurut ekonom dan Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah PhD, perbedaan pandangan antara pemerintah dan bank sentral bukan tanpa alasan. Pasalnya, bank sentral melihat situasi stabilitas sistem keuangan, sementara pemerintah memperhatikan sektor riil.

Untuk menyelaraskan pandangan pemerintah dan bank sentral, kata Firmanzah, maka Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merupakan forum yang dapat dijadikan wadah harmonisasi.

"FKSSK bisa menjadi medium koordinasi karena ada Menteri Keuangan yang mewakili pemerintah dan Gubernur BI. Ini bisa jadi medium harmonisasi kebijakan. Sebaiknya dirumuskan di forum itu," ujar Firmanzah di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Firmanzah memandang, perbedaan pendapat antara pemerintah dengan otoritas moneter dan fiskal di hadapan pelaku usaha malah menambah ketidakpastian. Sebab, ini akan membuat para pelaku usaha menjadi bingung tentang kebijakan di sektor perekonomian.

"Yang diperlukan sekarang adalah pernyataan kebijakan yang mengurangi ketidakpastian. Statement yang menambah kebingungan pasar harus dihindari," tutur Firmanzah.

Menurut JK, ukuran keberhasilan BI adalah nilai tukar dan inflasi, sementara pemerintah dari pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. JK menyoroti upaya menyeimbangkan hal ini, yakni stabilitas nilai tukar dan inflasi, namun pada saat bersamaan harus meningkatkan pertumbuhan dan memperbesar lapangan kerja.

"Itu letaknya kita koordinasi. Tidak bisa masing-masing pihak menjalankan masing-masing dan independen. BI harus mendengarkan pemerintah dan pemerintah mendengarkan BI," tegas JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com