JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah beberapa waktu lalu mendorong suku bunga acuan untuk dapat lebih rendah. Dengan demikian, suku bunga simpanan pun akan menyesuaikan.
"Sehingga, pilihan investasi bisa di saham maupun obligasi," kata Reza ketika dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu di Jakarta.
Reza juga menuturkan, reksa dana pun dapat menjadi pilihan. Namun demikian, Reza menyarankan, perlu diperhatikan bahwa pilihan instrumen investasi sangat bergantung kepada preferensi risiko dan kondisi pasar. Pasalnya, ketiganya bisa saling menguntungkan.
Reza menjelaskan, saham adalah instrumen investasi yang memberikan keuntungan atau return yang paling tinggi. Akan tetapi, sebelum menanamkan dana di saham, ada baiknya Anda mengenali preferensi risiko Anda.
Kalau memang tidak mau mengambil risiko yang tinggi, saham tentu tidak dapat dijadikan pilihan. Namun demikian, Anda bisa beralih ke reksa dana yang cenderung memiliki kinerja yang stabil.
"Kembali ke preferensi risiko masing-masing. Kalau masih takut dengan risiko, meski saham dianggap paling tinggi return-nya, lebih baik jangan masuk ke saham, tapi bisa coba reksa dana dengan pertumbuhan atau kinerja yang stabil," jelas Reza.