Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moratoriun Anak Usaha Usulan DPR, Hanya Angin Lalu Bagi BUMN

Kompas.com - 02/05/2016, 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghentian sementara alias moratorium pendirian anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diusulkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga revisi Undang-Undang (UU) tentang BUMN selesai dibahas sepertinya hanya menjadi angin lalu.

Sebab, Kementerian BUMN menilai moratorium ini tidak berlaku seluruhnya, sehingga tak banyak berdampak bagi BUMN.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan, moratorium pendirian anak usaha BUMN hanya berlaku bagi pembentukan anak usaha BUMN yang bidang usahanya tidak sejenis dengan bisnis inti.

Sedangkan pendirian anak usaha yang masih sejalan dengan bisnis inti masih bisa dilakukan. "Dasarnya yang kami mengerti dari putusan itu, tidak bisa bentuk anak usahanya yang tidak sejenis. Jadi misalnya, kalau Antam, ya, tidak boleh bentuk anak usaha untuk membangun hotel," katanya, pekan lalu.

Catatan saja, Komisi VI DPR menyoroti praktek pembentukan anak usaha BUMN yang justru merugikan negara. Dampaknya, dalam rapat kerja dengan Deputi Kementerian BUMN Bidang Jasa Pertambangan Industri Strategis dan Media yang digelar pekan lalu, Komisi VI DPR meminta BUMN untuk melakukan moratorium pendirian anak usaha BUMN hingga revisi UU BUMN rampung.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro bilang, moratorium pembentukan anak usaha BUMN tak banyak berdampak pada Pertamina. Sebab, "Tidak ada rencana bentuk anak perusahaan karena kami sedang menunggu roadmap holding BUMN," katanya, pekan lalu.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana bilang, moratorium ini dilakukan untuk menata kembali seluruh anak usaha BUMN, khususnya anak usaha yang bermasalah dan merugikan negara.

Sebab, berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selama ini banyak penyelewengan yang terjadi di anak usaha BUMN dan tak diaudit BPK. Tapi, pembentukan anak usaha dengan skema patungan (joint venture) tetap diperbolehkan tanpa ada moratorium bila bertujuan untuk kepentingan bisnis dan tidak perlu melepaskan aset.

Selain itu, Azam juga bilang, pembentukan joint venture perlu dilakukan lantaran minimnya teknologi dan pembiayaan. Catatan saja, ada beberapa BUMN yang berencana membentuk joint venture.

Antara lain PT PP Properti Tbk yang getol mencari mitra bisnis pemilik lahan. Dengan menggandeng PT Sentul City Tbk, PT PP Properti menjajaki pembentukan usaha baru lewat skema joint venture untuk membangun tiga menara apartemen Verdura.

Kerja sama usaha patungan ini ditargetkan terealisasi pada Mei ini. (Agus Triyono)

Kompas TV Apa Dampak Holding BUMN Energi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Soal Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Peritel: Pelaksanaannya Bagaimana? Bawa Meteran?

Whats New
Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com