Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Beli Satelit Lebih Murah Ketimbang Sewa

Kompas.com - 31/05/2016, 18:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan ongkos untuk memiliki dan mengoperasikan satelit sendiri lebih murah biayanya ketimbang harus menyewa.

Pasalnya, biaya sewa satelit sangat mahal dan meningkat setiap waktu.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, biaya yang dirogoh BRI untuk satelit yang dinamakan BRIsat ini mencapai Rp 3,375 triliun.

Ini setara dengan 250 juta dollar AS dengan perbandingan kurs Rp 13.500 per dollar AS.

Adapun masa pakai satelit BRIsat mampu digunakan selama 15 tahun, extended 2 tahun.

Dengan demikian, satelit tersebut dapat digunakan selama total 17 tahun.

Satelit BRIsat terdiri atas 45 transponder.

Adapun hingga kini, perseroan masih menyewa transponder yang biayanya mencapai Rp 500 miliar per tahun.

"Sampai sekarang kami masih menyewa transponder, biayanya Rp 500 miliar per tahun. Kami sewa 23 transponder," kata Asmawi dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Biaya sewa transponder tersebut diakui Asmawi selalu meningkat dari tahun ke tahun lantaran permintaan dan penawaran yang tidak seimbang.

Dalam kurun 5 hingga 10 tahun terakhir, tidak ada satelit yang diluncurkan Indonesia, padahal kebutuhan akan transponder selalu meningkat.

"Kebutuhan transponder selalu meningkat tiap tahun. BRI saja kebutuhan satelitnya tumbuh 20 persen per tahun," jelas Asmawi.

Lebih lanjut, Asmawi mengakui memiliki satelit lebih efisien ketimbang membangun jaringan serat optik (fiber optic).

Meskipun demikian, sebenarnya baik satelit maupun serat optik memiliki fungsi yang sama dalam sektor telekomunikasi.

Meskipun begitu, untuk negara kepulauan seperti Indonesia, Asmawi menyatakan lebih efisien menggunakan satelit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com