Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2016, 09:54 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Menggunakan kayu bakar, tutur dia, batu kapur butuh waktu sepekan untuk matang dibakar. Itu pun, risikonya lebih besar daripada sekarang.

“(Pakai kayu bakar) harus tunggu matang sepekan, lalu tunggu dingin. Kalau belum (dingin) akan bahaya saat dikeruk. Belum lagi harus hirup asap hitam yang tebal,” ungkap Sadir.

Bahaya saat memakai bahan bakar kayu juga karena pola pembakaran yang berbeda dengan saat bahan bakar gas yang dipakai.

Kayu bakar akan ditumpuk di bawah timbunan batu. Proses pembakaran harus rampung dulu sebelum batu bisa diambil, sudah matang maupun baru setengah matang.


Berbeda dengan itu, pembakaran dari gas tidak harus menunggu proses pembakaran batu setungku rampung. Batu yang sudah matang langsung bisa diambil, karena gas dan api dipasang di lubang pengambilan.

Dengan gas alam, pembakaran tungku pun bisa dimatikan dan dinyalakan kapan pun. Proses batu dibakar cukup dua jam, bisa diambil bertahap setiap saat.

“Karena itu lebih santai, waktu (istirahat) bisa dipakai pulang ke rumah atau sekadar tidur-tiduran dan merokok (di sini),” cerita Sadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com