Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batam Bidik Investasi 571 Juta Dollar AS

Kompas.com - 03/03/2017, 14:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya membenahi iklim investasi di kawasan Batam dan sekitarnya agar menarik bagi investor.

Terbaru, Badan Pengusahaan (BP) Batam merevisi tarif uang wajib tahunan otorita (UWTO) melalui Peraturan Kepala (Perka) BP Batam No 1 tahun 2017 tentang Jenis Tarif Layanan pada Kantor Pengelolaan Lahan BP Batam.

Dengan revisi aturan ini, harapannya ke depan investor akan kembali tertarik untuk membenamkan modalnya di Batam.

Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro mengatakan, tahun lalu realisasi investasi di kawasan Batam mencapai 471 juta dollar AS. "Tahun ini, realisasi investasi ditargetkan sekitar 571 juta dollar AS. Mudah-mudahan bisa lebih," jelasnya, Kamis (2/3/2017).

Nah, untuk mencapai target ini, kata Hatanto, BP Batam akan fokus untuk menggenjot sektor investasi yang menggunakan teknologi ramah lingkungan (green technology) serta industri yang menggunakan teknologi tinggi. Alasannya, industri yang berbasis teknologi tinggi akan memakai tenaga kerja Indonesia yang lebih berkualitas.

Dengan penggunaan tenaga kerja yang berkualitas, Hatanto berharap, ke depan masalah upah tenaga kerja yang minim dan di bawah standar bisa dihindari. Sehingga, "Hal itu akan mengurangi demo-demo," jelasnya.

Masih terkendala

Meski pemerintah terus membenahi berbagai kendala investasi di Batam, hingga kini, masalah penghambat investasi masih terus terjadi, terutama masalah lahan.

Berdasarkan perhitungan BP Batam, hingga kini masih ada 7.200 hektare (ha) lahan di Batam yang terlantar. Pasalnya, meski sudah ada hak pengelolaan, namun lahan tersebut sudah 20 tahun lebih tak dimanfaatkan.

Padahal, di saat yang sama, BP Batam sedang membutuhkan banyak lahan untuk menampung investasi yang mau masuk. "BP Batam tidak punya stok tanah. Kalau (lahan terlantar) ini bisa didapatkan saja, kami bisa mencari investor lain sehingga lahannya tidak menganggur," ungkap Hatanto.

Menteri Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pemerintah kini tengah mencari cara agar lahan yang terlantar di Batam bisa dimanfaatkan untuk investasi. Salah satu caranya dengan mengambil-alih lahan terlantar.

Hanya saja, Darmin mengakui proses pengambilalihan lahan ini tidak mudah dan perlu proses yang panjang. Apalagi, saat ini, sebagian besar pemegang hak lahan sudah bukan pemilik sebenarnya. "Sudah beralih ke mana-mana," katanya. (Agus Triyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com