Bukankah spirit seni memang tak mengenal zaman? Timeless.
Mungkinkah yang dimaksud Wertheimer adalah ‘trend’, atau sesuatu yang ‘sedang IN’ dalam satu waktu tertentu? Dan, apakah itu berarti mengonfirmasi kembali bahwa industri berbasis seni dan kreativitas berimajinasi takkan pernah lekang dimakan jaman?
Begini maksud saya. Saya bisa menerima adanya istilah Industry 4.0. Istilah ini memang ada sejarahnya dari sejak Revolusi Industri terjadi dengan diketemukannya mesin uap di Eropa.
Kementerian BMBF di Jerman (Kementerian Federal untuk Pendidikan dan Riset) menginisiasi istilah Industry 4.0 ini untuk fokus pada digitalisasi industri manufaktur di negeri panzer itu.
Tetapi mengapa harus ada Education 4.0, Healthcare 4.0, ada juga Military 4.0 meski tak terlalu populer? Lalu ada Art 4.0, Fashion 4.0, mengapa harus latah?
Bila Lagerfeld adalah seorang insinyur, fisikawan, atau programmer, akan sangat lazim untuk memujinya dengan sebutan “ia selalu mendahului zamannya”.
Tapi untuk seorang seniman? Oh no, no… Lagerfeld adalah seorang yang selalu berada tepat di perjalanan jamannya. Ia tahu apa yang diinginkan orang-orang tentang trend fashion. Oleh karenanya, orang-orang itu sangat mengagumi Lagerfeld.
Apa yang orang-orang itu tak ketahui adalah adanya lubang-lubang kekosongan trend di mana seorang Lagerfeld paham betul, di situlah tersedia ruang-ruang untuknya memberi tahu khalayak apa yang pantas mereka kenakan di tubuhnya.
Seolah mendikte, tetapi sebenarnya ia sedang membantu kita menyadari bahwa ada alternatif gaya, dan juga gaya hidup, yang tak kalah indahnya selain yang biasa kita pakai atau jalani.
Cara pikir Lagerfeld juga ada di industri lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.