Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Perawat Indonesia saat Bekerja di Jepang...

Kompas.com - 18/03/2019, 19:03 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja di negeri orang kerap didambakan segelintir orang. Sebab, bekerja di luar negeri dianggap bisa mendulang pundi-pundi uang dan memberikan pengalaman berbeda.

Hal tersebut pun dirasakan oleh para perawat dan caregiver asal Indonesia yang sempat bekerja di Jepang.

Salah satu perawat berinisal AW (32) menceritakan suka dukanya kepada Kompas.com saat bekerja sebagai perawat di negeri Sakura itu.

Baca juga: Jepang Butuh 47.550 Tenaga Kerja, Kemenperin Siap Pasok SDM dari Indonesia

Pria yang pernah bekerja di salah satu rumah sakit di Lombok, NTB itu mengaku mendapat pengalaman baru selama bekerja 4 tahun di Negeri Matahari Terbit tersebut.

“Enak ya, namanya juga negara maju dapat pengetahuan baru dari segi teknologi, budaya mereka, iklim kerja dan gaji lebih besar,” ujar AW di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Aw mengatakan, orang Jepang sangat disiplin dengan waktu. Saat bekerja, para karyawan tak boleh bersantai-santai.

“Kalau masih jam kerja kita enggak boleh santai, tapi pas istirahat kita harus istirahat. Kerjanya 8 jam juga. Lima hari kerja,” kata AW.

Baca juga: Kemnaker Pastikan Indonesia Siap Pasok Tenaga Kerja ke Jepang

Selain itu, menjadi perawat di Jepang tak boleh melakukan tindakan medis seperti di Indonesia. Menurut pria yang pernah bekerja di sebuah rumah sakit di Osaka, Jepang itu hanya dokter yang dibolehkan mengambil tindakan medis.

“Misalnya menjahit luka, itu dokter yang melakukan. Kalau di sini kan, perawat punya keahlian itu. Di sana itu enggak boleh perawat lakuin tindakan medis,” ucap dia.

Kendati begitu, menurut AW, orang Jepang sangat suka dengan perawat ataupun caregiver asal Indonesia. Sebab, para tenaga kerja asal Indonesia mempunyai kemampuan lebih dibanding perawat asal Jepang.


Proses adaptasi

AW mengaku pada awalnya kesulitan beradaptasi di Jepang. Bahasa yang menjadi kendala utama untuk bersosialisasi dengan masyarakat Jepang.

Namun, lambat laun dia mulai bisa beradaptasi. Alhasil, dia mampu bergaul dengan penduduk asli Jepang.

“Kalau kita welcome mereka welcome. Tapi ada juga yang enggak welcome dan enggak ramah. Di mana-mana kan ada juga kayak gitu,” ujar AW.

Baca juga: Jepang Dilanda Kekurangan Tenaga Kerja

Senada dengan AW, Yayu juga mengaku pada awalnya kesulitan bersosialisasi dengan orang Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com