Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Tragedi 737 Max 8, Nilai Pasar Boeing Lenyap 40 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 24/03/2019, 09:09 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

FAA memilih untuk mengandangkan pesawat pada 13 Maret 2019 setelah seluruh dunia sudah melakukannya. Keputusan itu diambil setelah ditemukannya bukti baru tentang kecelakaan itu.
Sementara Boeng menghentikan pengiriman pesawat baru 737 Max ke seluruh dunia.

Laporan awal menunjukkan bahwa kedua kecelakaan yang menimpa Boeing 737 Max terjadi karena ada permasalahan di software-nya yang tidak dikomunikasikan secara memadai kepada pilot.

Perusahaan penerbangan murah Eropa, Norwegian Air pada pekan lalu menjadi maskapai pertama yang mengatakan secara terbuka bahwa mereka akan menuntut Boeing akibat pelarangan terbang 737 Max. Langkah yang diambil Norwegian Air itu kemungkinan diikuti oleh maskapai lainnya.

Baca juga: Boeing Dinilai Tak Proaktif Tanggapi Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines

Maskapai Garuda Indonesia pada hari Jumat ini menjadi maskapai pertama yang membatalkan sejumlah pesanan untuk 737 Max. Perusahaan tersebut telah memesan 50 pesawat pada tahun 2014 dengan nilai 4,9 miliar dollar AS. Baru satu yang dikirimkan ke maskapai pelat merah Indonesia itu.

Sementara menurut CNN, sebagian besar pelanggan maskapai besar Boeing yang dihubunginya pada Jumat (22/3/2019) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengubah pesanan mereka, atau terlalu dini untuk mengomentari rencana tersebut.

Analis Morningstar, Higgins menilai pembatalan pemesanan yang dilakukan Garuda tak akan memiliki banyak pengaruh terhadap pesawat 737 pesawat Max. Tetapi jika ada pelanggan Boeing yang lebih besar, seperti Southwest atau Ryanair, membuat langkah serupa, itu bisa menimbulkan masalah besar bagi prospek keuangan Boeing.

Kontroversi ini juga menimbulkan pertanyaan serius tentang reputasi Boeing dan hubungannya dengan regulator AS.

"FBI dan divisi kriminal Departemen Kehakiman mempelopori penyelidikan dalam sertifikasi dan pemasaran 737 Max," ujar salah satu sumber kepada CNN pada hari Rabu (30/3/2019).

“Penyelidik kriminal telah mencari informasi dari Boeing tentang prosedur keselamatan dan sertifikasi, termasuk manual pelatihan untuk pilot, bersama dengan bagaimana perusahaan memasarkan pesawat baru,” kata sumber tersebut.

Secara terpisah, penjabat Sekretaris Pertahanan Patrick Shanahan, sekaligus mantan eksekutif Boeing, adalah sasaran penyelidikan etika yang mempertanyakan keterkaitannya dengan perusahaan.

Seorang juru bicara Shanahan mengatakan dia telah berkomitmen untuk menegakkan aturan etika dan mendukung penyelidikan.

Pihak Boeing sendiri enggan mengomentari hal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com