Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Pernyataan Jokowi soal Ekspor Komoditas Indonesia

Kompas.com - 13/04/2019, 22:47 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Rindi Nuris Velarosdela,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengatakan, selama ini Indonesia sudah terlalu lama bergantung pada pasar luar negeri dalam menyalurkan komoditas.

Apalagi, menurut Jokowi, saat ini Indonesia masih mengandalkan ekspor komoditas dalam bentuk mentah. Dengan demikian, ketergantungan ini terhadap pasar luar negeri masih tinggi.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam debat kelima Pilpres 2019, saat menjawab pertanyaan moderator tentang tema ekonomi.

"Ya memang kita sudah terlalu lama, komoditas-komoditas kita tergantung kepada pasar-pasar luar negeri dan kita sudah terlalu lama mengekspor dalam bentuk mentahan, raw material," kata Jokowi.

Benarkah pernyataan itu?

Pertama, perlu dipahami apa yang disebut sebagai barang komoditas.

Barang komoditas adalah barang-barang yang dapat dinilai dengan uang dan memiliki wujud fisik, sehingga  bisa diperdagangkan untuk memperoleh keuntungan. Contoh barang komoditas adalah kopi, daging, gandum, logam, dan sebagainya.

Untuk produk-produk yang diekspor Indonesia, berdasarkan Buletin Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat berbagai barang mentah yang dikirim ke luar negeri.

Misalnya, produk mineral seperti baja, besi, nikel, aluminium, dan sebagainya, kemudian ikan, udang, dan binatang hasil laut lainnya, kopi, teh, rempah-rempah, tembakau, cokelat, dan lain-lain.

Meskipun begitu, Indonesia juga banyak mengekspor produk setengah jadi bahkan produk jadi. Produk-produk itu seperti sabun, kain, sutera, perkakas rumah, mainan, peralatan musik, pesawat terbang, kapal, jam, dan sebagainya.

Informasi lebih lengkap dapat diakses di laman Data Ekspor BPS Desember 2018.

Data dari Kementerian Perdagangan menampilkan 10 komoditas paling banyak diekspor Indonesia dan negara tujuannya.

Produk-produk itu adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ke Amerika Serikat, elektronik ke Singapura, karet dan produk karet ke Amerika Serikat.

Selanjutnya, sawit ke India, produk hasil hutan ke China, alas kaki ke Amerika Serikat, otomotif ke Filipina, udang, kakao, dan kopi ke Amerika Serikat.

Data dapat dilihat dalam tautan ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com