Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman: Pengenaan Tarif Berbeda di Pelabuhan Merak Tidak Bijak

Kompas.com - 23/05/2019, 21:42 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman menganggap rencana pengenaan tarif berbeda ketika menyeberang dari Pelabuhan Merak kurang tepat diterapkan. Apalagi ketika pada momen mudik Lebaran tahun ini.

"Saya kira tidak bijak diterapkan sekarang, itu butuh penghitungan yang cermat. Pelabuhan Merak itu permasalahan bukan kapalnya berkurang, kapalnya berlebih," kata Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie ditemui Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Alvin menyatakan kurang sepakat dengan rencana itu. Pengenaan tarif berbeda di Pelabuhan Merak, Banten di waktu-waktu tertentu itu sudah dikemukakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu.

Wacana ini merupakan salah satu upaya untuk atasi kemacetan saat memasuki mudik Lebaran.

Baca juga: Pemudik yang Menyeberang Merak-Bakauheni di Siang Hari Dapat Diskon

"Saya kira menteri (Budi Karya Sumadi) saat Lebaran ini jangan eksperimen lah. Itu kalau mau diterapkan silakan lakukan kajian, melibatkan semua pemangku kepentingan, pengusaha kapalnya, pengguna jasa diajak bicara," jelasnya.

Dia mengungkapkan, yang menjadi persoalan dan permasalahan di Pelabuhan Merak tersebut bukan pada jumlah kapal yang tidak memadai untuk mengangkut para pemudik.  Akan tetapi, lebih pada keberadaan dermaga yang masih minim.

Sehingga tidak alasan untuk menerapkan tarif berbeda ketika pemudik hendak menyeberang.

"Sebab itu akan berdampak kalau misalnya siang lebih murah dibandingkan malam. Kalau berbondong-bondong siang semua,  dermaga siap menampung enggak?" kata dia.

"Ini akan memberatkan juga kalau ada kenaikan tarif, ini juga harus transparan dan kenapa naik," sambung dia.

Sebelumnya diberitakan, Kemenhub sudah menyiapkan strategi untuk mengurai kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini. Salah satunya adalah perbedaan tarif menyeberang di pelabuhan Merak-Bakauheni.

Menteri Budi Karya mengatakan, bahwa rencana tersebut segera dibicarakan dan dimatangkan sebelum resmi diterapkan. Sehingga tidak menjadi persoalaan nantinya.

"Akan kami finalkan dalam satu dua hari ini. Kita akan rapat nanti sore. Itu yang akan kita bahas," kata Budi kepada awak media di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com