Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjala Untung dari Budidaya Ikan Dewa

Kompas.com - 16/06/2019, 09:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mungkin masih asing mendengar nama ikan dewa. Jenis ikan air tawar ini merupakan ikan khas Indonesia yang sulit dijumpai di negara lain.

Namun, siapa sangka ikan yang kerap disebut ikan tambra ini punya nilai istimewa di pasaran.

Bagi warga keturunan Tionghoa, ikan dewa tidak hanya selesai di atas meja makan. Ikan ini menjadi simbol hoki dan panjang umur. Maka dari itu, ikan dewa biasa ditemui dalam acara keluarga, perayaan hari besar maupun acara adat etnis Tionghoa. Termasuk juga dalam perayaan Imlek yang acap kali menjadi menu santapan wajib di meja makan.

Tak hanya bagi etnis Tionghoa, ikan dewa juga punya peran penting bagi adat Batak. Ikan ini sering disajikan dalam beberapa acara adat. Harga olahan ikan dewa yang dipatok untuk makanan di acara adat tersebut juga cukup tinggi.

Baca juga: 6 Ide Bisnis Kreatif yang Bisa Mendatangkan Banyak Rupiah

Tak cuma itu, beberapa daerah lain yang ada di Indonesia juga menaruh rasa hormat terhadap ikan ini. Ambil contoh di wilayah Kuningan, Jawa Barat. Ikan ini menjadi ikan yang dikeramatkan warga sekitar.

Begitu juga dengan masyarakat di wilayah Lubuk Larangan, Sumatra Barat. Warga di daerah tersebut juga memberi nilai lebih ikan tersebut yang hanya boleh ditangkap dan dimakan satu tahun sekali saat perayaan Maulud Nabi Muhammad.

Melihat potensi bisnis dan nilai lebih dari ikan dewa tersebut, banyak pihak mulai membudidayakan ikan tersebut. Terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Salah satu pembudidaya adalah Himawan, asal Desa Rancamaya, Bogor, Jawa Barat. Ia akui permintaan ikan dewa selalu meningkat dari waktu ke waktu.

"Apalagi saat Imlek, lonjakannya bisa dua kali sampai tiga kali lipat. Biasanya sebulan sebelum Imlek, pesanan sudah banyak," katanya.

Tak hanya permintaannya yang meningkat, Himawan mengatakan, harga ikan dewa menjelang perayaan Imlek juga melambung tinggi. Ia menyebut, harga satu kilogram (kg) ikan dewa bisa mencapai Rp 700.000–Rp 1 juta.

"Kalau hari-hari biasa, harganya sekitar Rp 150.000–Rp 250.000 per kilo. Mendekati Imlek bisa jadi mahal karena barangnya juga susah," tuturnya.

Kebanjiran permintaan ikan dewa menjelang Imlek juga diakui Urip Hartoyo, pembudidaya ikan dewa asal Desa Karang Tengah, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Dua minggu menjelang Imlek, biasanya pesanan sudah mulai berdatangan.

Permintaan bukan hanya datang dari warga lokal, ia juga menerima banyak pesanan dari masyarakat luar daerah seperti Jakarta, Bandung hingga Surabaya.

Baik Himawan maupun Urip mengaku bisa menjual minimal satu kuintal ikan dewa ke berbagai daerah menjelang Imlek. "Hari biasa, penjualan rata-rata 20 kg–30 kilogram," ujar Urip yang menyebut pesanan hari biasa untuk ragam acara adat.

Istimewa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com