Hari menambahkan, waduk dengan kondisi di bawah rencana akan mengalami penyesuaian pola tanam. Hal tersebut ditentukan oleh perkumpulan petani pengguna air atau P3A.
Selain waduk, Hari memastikan ketersediaan air dari 1.922 embung. Rinciannya 1.214 embung berfungsi normal (63,2 persen) dan 708 embung mengalami penurunan fungsi (36,8 persen).
“Rata-rata seluruh embung mampu menyediakan air hingga dua sampai tiga bulan dengan total ketersediaan air 208 juta m3,” tutur Hari.
Baca juga: Kekeringan, 449 Hektare Padi di Kendal Terancam Gagal Panen
Kementerian PUPR juga menyiapkan pompa sentrifugal berkapasitas 16 liter per detik untuk menjaga ketersediaan air bersih konsumsi masyarakat.
Hari mengatakan, pompa yang disiapkan mencapai 1.000 unit yang tersebar di 34 provinsi.
“Tentunya apabila di situ memang ada air, baik dari tanah maupun sungai yang memang masih ada,” tutur Hari.
Sementara itu, untuk daerah yang memiliki curah hujan relatif sedikit sehingga cadangan air tanah terbatas, misalnya Gunung Kidul, Kementerian PUPR membuat sumur bor.
Baca juga: Atasi Musim Kemarau, Kementan Terjunkan Tim Penanganan Kekeringan
Hari mengatakan optimalisasi pemanfaatan sumur bor yang telah tersedia sebanyak 7.471 sumur bor tersebar di 34 provinsi juga akan dilakukan.
Selain itu, Sarwo Edhy melanjutkan, bagi petani yang belum menanam padi, disarankan untuk mengganti dengan tanaman lain (palawija) yang tahan dengan air.
Menurut dia, jika sumber air tersedia (sungai) petani bisa memanfaatkan dengan menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan).
“Hal ini penting dilakukan oleh petani agar tanaman padi tidak puso. Petani bisa memanfaatkan banyuan pompa air untuk menyalurkan sumber air,” tutup Sarwo Edhy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.