Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Presdir Perempuan di Bank Swasta Tertua di Indonesia, Ini Cerita Parwati Surjaudaja

Kompas.com - 08/08/2019, 18:41 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Parwati Surjaudaja telah menjabat sebagai Presiden Direktur Bank OCBC NISP (Tbk) sejak tahun 2008.

Kariernya sebagai bankir pun telah berjalan selama 29 tahun setelah dirinya ditarik oleh sang Ayah Karmaka Surjaudaja untuk menduduki kursi direktur yang menangani audit, keuangan dan perencanaan strategis.

Baik ketika dirinya menjabat sebagai direktur, maupun kala dirinya menduduki kursi Presiden Direktur, belum banyak puncuk kepemimpinan perusahaan yang dipegang oleh perempuan, termasuk di dunia perbankan.

Baca juga: Dua Pilot Perempuan Asal Papua Tak Pakai Jalur Khusus Masuk Garuda Indonesia

Dia pun mengenang masa-masa awal dirinya menduduki kursi tertinggi di bank swasta tertua di Indonesia tersebut.

"Kalau ingat 9 tahun yang lalu di BI keluar lift, isinya bapak-bapak pakai jas, ibu-ibu sangat bisa dihitung dengan jari," ujar Parwati di Menara Kompas, Kamis (8/8/2019).

Namun kini, dirinya mengakui sudah terjadi perubahan yang cukup besar. Meski secara persentase, jumlah perempuan yang menduduki porsi strategis di perusahaan-perusahaan besar belum cukup banyak.

Baca juga: Perempuan Wajib Berinvestasi, Ini Sebabnya

Parwati mengatakan, untuk di OCBC NISP sendiri kini dari 9 orang jajaran direksi, 4 di antaranya perempuan. Sebagian besar karyawannya pun perempuan.

Namun, ketika sudah naik ke jenjang yang lebih tinggi, keterlibatan perempuan memang menjadi lebih kecil.

"Semakin ke atas, perempuan Asia suka canggung, ragu, dan jadi menahan diri. Tapi itu terus membaik," ujar dia.

Baca juga: Survei: Wanita Cenderung Serahkan Keputusan Finansial pada PasanganDia pun menilai, keterlibatan perempuan dalam dunia kerja, terutama di dunia perbankan kian membaik. Dia menilai, masyarakat Indonesia memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi untuk perempuan bisa mengejar karir.

"Dibanding negara lain, Indonesia tidak kalah bahkan lebih bagus akomodirnya, masyarakat kita lebih mendukung dan menolerir.," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com