JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada yang spesial dalam rapat Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Bahkan rapat dimulai seperti biasanya, "ngaret" dari jadwal.
Pendingin ruangan juga masih berfungsi baik dan kursi anggota Komisi XI pun masih tidak terisi penuh.
Hanya bagian balkon yang terlihat lebih terang karena dinding putih yang nampak dilapisi cat baru.
Balkonlah tempat para wartawan dan tamu lainnya hadir menyaksikan jalannya rapat.
Baca juga: Direksi dan Pengawas BPJS Kini Hanya Dapat THR, 7 Tunjangan Lain Dihapus
Interupsi...
Topik pembahasan rapat kerja juga bukan hal baru bahkan sudah jadi konsumsi publik yakni terkait dengan defisit BPJS Kesehatan.
Kepada angggota DPR, Sri Mulyani pun menjabarkan persoalan itu dari awal lagi yakni terkait penyebab defisit BPJS Kesehatan.
Di tengah-tengah pemaparan, beberapa anggota Komisi XI melakukan interupsi, bertanya dan mendalami kata-kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Misalnya seperti yang dilakukan oleh Anggota Komisi XI Misbakhun. Ia bertanya soal beberapa hal yang ia anggap perlu pendalaman.
Dengan responsif Sri Mulyani pun langsung menjawabnya. Secara umum pemaparan Sri Mulyani berjalan lancar, seperti biasa.
Baca juga: Sri Mulyani: Banyak Perusahaan Akali Iuran BPJS Kesehatan
Tersudut...
Nada bicara perempuan yang kerap disapa Ani itu baru mulai meninggi pasca sesi tanya jawab.
Salah satunya saat menjawab pertanyaan Miskbakhun soal pentingnya keterlibatan Menkeu dalam BPJS Kesehatan.
Sri Mulyani merasa paling tersudutkan, bukan karena Misbakhun namun karena publik yang ia rasa selalu menekannya saat masalah BPJS Kesehatan mencuat.