Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU: Dugaan Monopoli Ovo dan Lippo Group Masih Dalam Tahap Penelitian

Kompas.com - 26/08/2019, 18:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan satu-satunya pembayaran digital OVO di pusat perbelanjaan dan Rumah Sakit Siloam milik Lippo Group mengarah pada dugaan monopoli usaha dan persaingan tidak sehat.

Komisioner KPPU Guntur Syahputra Saragih mengatakan, kasus ekonomi digital termasuk Ovo dan Lippo Group menjadi konsen Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penelitian dan tengah mengumpulkan bukti dengan memanggil pihak-pihak terkait. 

"OVO masih dalam tahap penelitian. Kami telah memanggil Lippo Group, kompetitornya (secure parking), dan Lippo Mall. Kasus ini jadi prioritas kami," kata Guntur Syahputra Saragih di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Dari hasil penelitian itu, kata Guntur, terdapat beberapa bukti yang ditemukan. Seperti hilangnya pembayaran tunai dan Flazz BCA yang semula ada pada tahun 2015 di pusat perbelanjaan milik Lippo Group.

Baca juga : Dituding Monopoli di Parkiran Pusat Belanja, Ini Kata Lippo Malls dan OVO

"Tahun 2017 sejak OVO berdiri, itu cashless-nya menggunakan OVO. Bilangnya menggalakkan program pemerintah yang meniminalkan penggunaan uang tunai (cashless). Yang jadi pertanyaan adalah, mengapa menghilangkan Flazz BCA padahal sama-sama cashless? Masyarakat juga lebih familiar dengan metode pembayaran yang menggunakan chip itu," kata Guntur.

"Untuk itu kita masih meneliti masalah ini dan mengkonfirmasinya dengan beberapa pihak," imbuh dia.

Dugaan-dugaan lain seperti perjanjian tertutup mungkin bisa muncul menyusul mengingat masih dalam tahap penelitian.

Dia pun tak menargetkan kapan masalah ini akan selesai dan masuk dalam tahap persidangan. Yang jelas, masalah ini menjadi salah satu prioritas, karena tahun ini KPPU memprioritaskan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi digital.

"Ini prioritas. Apalagi (masalah) tiket sudah masuk dalam persidangan. Dampaknya sudah besar dan industri ekonomi digital jadi prioritas kami tahun ini. Kalau kapannya (persidangan) itu tergantung perkembangan penelitian, tidak bisa ditentukan. Tapi kalau bicara prioritas, ini prioritas," pungkas Guntur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com