JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena sandwich generation bagaikan sebuah siklus tiada akhir. Minimnya pengetahuan keuangan menjadi salah satu pemicu utama seseorang terjebak dalam kondisi ini. Hingga akhirnya, banyak hal harus dikorbankan, tak hanya finansial namun juga emosional.
Banyak upaya yang harus dilakukan agar jebakan generasi sandwich bisa lepas di generasi berikutnya.
Perencana Keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Ghozali mengatakan, seseorang perlu memasang target 'sandwich generation stop di sini'.
"Agar generasi anak kita tidak mengalaminya maka kita harus bisa mandiri di masa tua nanti sehingga anak kita hanya menanggung generasi berikutnya, bukan generasi di atasnya. Maka kita harus punya dana pensiun yang memadai," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Terjebak dalam Sandwich Generation, dari Mana Akar Masalahnya?
Berikut beberapa tips untuk terlepas dari generasi sandwich menurut dia:
1. Menyiapkan dana pensiun sedini mungkin
Ahmad mengatakan, rencana keuangan menuju pensiun sejahtera harus dimulai sejak dini.
Hal serupa dilakukan oleh Erdita (23), yang harus menanggung beban finansial orang tua dan adiknya. Dia pun secara rutin menabungkan sebagian penghasilannya untuk mempersiapkan dana pensiun agar kelak tak menjadi beban dari anak-anaknya.
"Aku sih udah membuat tabungan dana pensiun ya walaupun dikit-dikit sih, banyak2-banykin aset juga yangg menghasilkan pasif income," sebutnya.
Berbeda dengan Erdita, Riza Adrian (24) masih belum menjadikan tabungan pensiun sebagai prioritas. Namun dia menegaskan, tidak ingin menjadi beban bagi anaknya di masa tua kelak.
"Aku commited kalau nanti kita tua tinggal berdua, yowis enggak boleh merepotkan orang lain dan yang jelas anakku enggak pernah kubilang kalau nanti bapak ibunya udah tua mereka perlu berbalas budi. Soalnya hubungan orang tua dan anak ini bukan transaksional," ujar dia.