Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jack Ma Sebut Dirinya Bakal Sulit Dapat Kerja di Alibaba Saat Ini, Mengapa?

Kompas.com - 22/10/2019, 06:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - Salah satu orang terkaya China yang juga pendiri Alibaba, Jack Ma, merupakan salah satu pengusaha yang sukses dengan perusahaan teknologinya.

Namun menurut Jack Ma, saat ini dirinya akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di Alibaba jika dia bukan pendiri Alibaba.

Tak hanya Jack Ma, menurut para pakar e-commerce, sebagian besar pendiri perusahaan teknologi lainnya pun mungkin harus berjuang mati-matian untuk lulus dari penyaringan awal saat mendaftar ke perusahaan-perusahaan paling diinginkan di dunia.

"Orang-orang seperti saya, hari ini, jika saya mencoba melamar bekerja di Alibaba, sepertinya hampir mustahil," kata Jack Ma dikutip CNBC, Selasa (22/10/2019).

Baca juga: Jack Ma Putuskan Pensiun, Alibaba Bakal Hadapi Kondisi Sulit?

Hal tersebut lanjut dia, disebabkan oleh cacatnya sistem ketenagakerjaan internasional, yang terlalu menekankan hasil akademis sehingga menjadi tidak adil kepada para orang -orang yang punya pemikiran out of box.

"Orang-orang menilai Anda dari gelar dan lulusan mana Anda berasal. Mereka akan berpikir 'Hei, kami punya sekelompok orang dari Harvard, kami punya orang-orang dari Stanford, dan Anda entah dari mana Anda berasal'," ucap Ma.

Padahal, kata dia, pembanding akademik seperti itu menjadi semakin tidak relevan dalam era digital yang berkembang cepat.

“Dalam era industri ini, Anda harus mengingat lebih cepat, mengingat lebih banyak, dan menghitung lebih cepat. Ini adalah hal-hal yang sekarang dapat dilakukan mesin jauh lebih baik daripada Anda, ”kata Ma.

Baca juga: Ini Rahasia Kesuksesan Jack Ma

“Itu adalah sesuatu yang aku khawatirkan. 20, 30 tahun kemudian, anak-anak kita tidak akan pernah bisa bertahan hidup karena pendidikan yang kita ajarkan," kata Ma.

Hal tersebut mendorongnya memulai rencana melakukan pekerjaan filantropis di sektor pendidikan. Tujuannya untuk mempersiapkan generasi berikutnya lebih siap menghadapi lanskap yang berubah dengan mendorong pemikiran mandiri yang lebih besar.

“Kami (harus) mengajari anak-anak kami bagaimana menjadi inovatif, konstruktif, dan kreatif sehingga mereka dapat bertahan hidup di masa AI (kecerdasan buatan). Saya ingin melakukan lebih banyak hal tentang itu," jelas dia.

Baca juga: Jack Ma Minta Karyawan Alibaba Kerja 12 Jam Sehari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com