Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pamitnya Nadiem Makarim dan Masa Depan Gojek

Kompas.com - 22/10/2019, 09:36 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Gojek, Nadiem Makarim mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO dari perusahaan startup bergelar decacorn tersebut.

Keputusan itu ia ambil setelah menerima tawaran kursi menteri di Kabinet Kerja Jilid 2 dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (21/10/2019).

"Saya merasa ini kehormatan saya diminta bergabung ke kabinet dan saya menerima," kata Nadiem.

"Pasti di Gojek sudah mundur. Tidak ada posisi dan kewenangan apapun di Gojek," sambungnya.

Pria 34 tahun yang lahir di Singapura, 4 Juli 1984 itu tak menyebutkan posisi menteri apa yang ditawarkan Presiden Jokowi kepadanya. Namun keputusannya meninggalkan perusahaan yang ia besarkan sudah bulat.

Sementara itu desas-desus beredar bahwa Nadiem akan menjadi Menteri Komunikasi dan Ekonomi Digital.

Di tengah teka-teki posisi Nadiem di Kabinet Kerja Jilid 2, teka-teki lainnya tak kalah dinanti publik. Teka-teki tersebut tentu saja masa depan Gojek pasca ditinggal pendirinya.

Baca juga: Asosiasi Driver Ojol Ini Dukung Nadiem Jadi Menteri, Apa Alasannya?

Rawan goyang?

Pengemudi GoJek membawa penumpang melintas di Jalan Gatot Subroto, Bandar Lampung, Jumat (13/9/2019). Kantor perwakilan GoJek di Bandar Lampung ditutup sementara akibat belum adanya kesepakatan dengan driver terkait pemotongan insentif sebesar 50 persen.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Pengemudi GoJek membawa penumpang melintas di Jalan Gatot Subroto, Bandar Lampung, Jumat (13/9/2019). Kantor perwakilan GoJek di Bandar Lampung ditutup sementara akibat belum adanya kesepakatan dengan driver terkait pemotongan insentif sebesar 50 persen.
Ekonom sekaligus Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai, dipilihnya Nadiem sebagai menteri adalah bukti penghargaan dan pengakuan pemerintah terhadap startup.

Bagi Gojek dan startup digital lainnnya, hal ini bisa menimbulkan dampak besar yakni naiknya nilai suatu perusahaan startup.

Namun di sisi lain ungkap Piter, ada juga kekhawatiran dari keputusan Nadiem meninggalkan Gojek.

“Biasanya kalau menghilangkan pendiri itu sering kali berbahaya bagi kelangsungan usaha itu,” kata dia di acara Kompas TV.

Memang, kepemilikan saham Nadiem di Gojek sudah sangat kecil. Kini mayoritas sahamnya dimiliki oleh para investor lain, dalam dan luar negeri.

Meski begitu para investor mayoritas startup biasanya tetap menjaga porsi saham pendiri. Sebab pendiri adalah simbol perusahaan.

Namun Piter tetap meyakini bahwa Nadiem sudah memikirkan keputusan mundur dari Gojek secara matang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com