Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Ikan King Kobia Janjikan Keuntungan yang Menjanjikan

Kompas.com - 06/11/2019, 15:29 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan varietas ikan baru dengan nama King Kobia.

Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Evalawati mengklaim bahwa varietas ini bisa menghasilkan keuntungan hingga 50 persen dalam setahun.

"Kami hanya mnghasilkan benih, dengan modal atau investasi yang lumayan, sekitar Rp 51 juta dengan keuntungan bisa lebih dari 50 persen," kata Evalawati kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2019).

Baca juga : Menteri KKP: Indonesia Perlu Belajar Ilmu Budidaya Udang dari China

Keberhasilan budidaya ikan King Kobia ini dilanjutkan dengan penandatanganan nota kerjasama dengan BBPBL Lampung untuk mengembangkan varietas King Kobia.

Hal ini sekaligus untuk untuk membantu sosialisasi kepada pembudidaya agar bersedia menjajaki prospek bisnis ikan King Kobia.

Pembudidayaan juga sukses dalam melakukan pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva, produksi benih serta melakukan kegiatan produksi ukuran konsumsi di Keramba Jaring Apung (KJA).

Evalawati menyebutkan bahwa King Kobia akan dikembangkan menjadi komoditas unggulan baru subsektor perikanan budidaya. Hal ini karena biaya produksi untuk King Kobia juga terjangkau.

"Ini sudah dikembangkan dan dipasarkan juga dengan kisaran harga yang terjangkau yakni sekitar Rp 45.000 per kg. Dagingnya enak, empuk dan bisa diolah dalam sajian apapun. Terutama untuk kualitas premiumnya ada banyak sekali," ungkap Evalawati.

King Kobia juga memiliki keunggulan, yakni bila dipelihara di tambak dapat memutuskan rantai penyakit ikan dan udang. Hal ini karena King Kobia dapat memangsa agen penyebar penyakit seperti udang renik, kerang-kerangan dan ikan liar.

"Potensi bisnisnya kalau menurut saya bagus terutama untuk budidaya, karena dalam satu tahun bisa mncapai ukuran 4-6 kg. Artinya dalam kurun waktu singkat, investasi King Kobia bisa menghasilkan keuntungan besar," tambahnya.

Namun demikian, sejauh ini ekspor King Kobia ke pasar luar negeri masih kecil. Eva menyebut bahkan ekspor King Kobia bukalah berasal dari hasil budidaya, namun dari hasil tangkapan.

"Ekspor kalau dari data BPS, dari data bps untuk King Kobia hasil penagkapan dan bukan dari hasil budidaya. Ekspor itu juga bergantung pada pegusaha yang membudidayakan, karena KKP hanya menyediakan bibit saja," jelas Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com