Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Konsumen Asia Dorong Penggunaan Teknologi di Industri Travel

Kompas.com - 20/11/2019, 10:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Tren konsumen Asia dalam menggunakan teknologi perjalanan dalam industri perjalanan saat ini terus tumbuh. Direktur pelaksana platform perdagangan perjalanan Travelport, Ming Foong menyebut, di masa depan konsumen Asia akan terhubung dengan teknologi dan semakin memegang peranan yang cukup besar.

“Masa depan perjalanan akan sangat terhubung sepenuhnya didorong oleh teknologi. Jadi teknologi memainkan peran besar dalam mendukung tren ini,” kata Ming, seperti dilansir CNBC, Rabu (20/11/2019).

Ia menyebut, tren ini didorong oleh konsumen yang berasal dari Asia. Ini karena konsumen dari Asia memiliki cara yang berbeda, perkembangan yang berbeda dari tren penggunaan teknologi perjalanan.

Baca juga: Luhut Kaget Banyak Investor Asing Tertarik Megaproyek Ibu Kota Baru

“Konsumen Asia jauh lebih mengerti secara teknis, mengadopsi teknologi dengan cara yang sangat berbeda, dan menggunakannya dengan cara yang sangat berbeda. Itu kemudian semuanya terhubung, dan itu menggerakkan berbagai kebutuhan (di dalam industri). Kemudian menggerakkan berbagai cara yang diperlukan oleh pemasok dan operator untuk menyediakan layanan itu kepada industri,” ungkap Ming.

Ming mencatat bahwa Asia merupakan area pertumbuhan teknologi perjalanan yang cukup menjanjikan. Baginya sebuah perusahaan yang menyediakan distribusi, teknologi, pembayaran, dan solusi lain untuk industri perjalanan dan pariwisata global mampu meruap keuntungan senilai 8 triliun dollar AS tahun ini untuk tren teknologi perjalanan di Asia.

“Ini memungkinkan penyedia perjalanan, biro perjalanan, perusahaan dan pengembang untuk terhubung. Ini meningkatkan profitabilitas dan mendorong kesuksesan komersial di seluruh jaringan perjalanan Business To Business (B2B)," jelas Ming.

Baca juga: Desa Fiktif, Diperdebatkan Antar-Kementerian hingga Dana Desa Dibekukan

Asia tumbuh tidak hanya dalam hal volume, tetapi juga dalam hal tren konsumen. Meski demikian tren ini juga meningkatkan biaya untuk agen dalam hal pengeluaran modal (capex) mereka.

"Jadi ya, investasi capex cukup besar yang diperlukan. Mungkin ada investasi capex jangka panjang yang diperlukan, tetapi Anda melihat hasilnya dan Anda melihat potensi di pasar dengan sangat, sangat cepat," ungkap Ming.

Menurut Ming, berinvestasi dalam platform memungkinkan Anda menghemat banyak biaya, menjangkau lebih banyak orang, bertransaksi lebih banyak, dan melakukan lebih banyak bisnis. Semua hal ini terjadi jauh lebih cepat di Asia.

Baca juga: Update CPNS : Ini 5 Instansi dan Formasi yang Kebanjiran Pelamar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com