Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Mi Instan dan Produk Terigu Capai Rp 8,7 Triliun

Kompas.com - 27/11/2019, 10:57 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri tepung terigu merupakan industri yang masih mengandalkan bahan baku impor berupa gandum. Meski demikian, industri ini juga memiliki peran dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia.

Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), ekspor tepung terigu dan produk turunannya tercatat sebesar Rp 8,7 triliun sepanjang Januari-September 2019. Beberapa produk turunan yang dimaksud di antaranya seperti mi instan, biskuit, pasta, wafer, dan pastry.

"Produk turunan yang diekspor tersebut dihasilkan oleh berbagai perusahaan industri berbasis tepung terigu," ujar Ketua Umum Aptindo Franky Wellirang dalam keterangan pers, seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Cerita Repotnya Kerupuk dan Indomie Muncul di Harbolnas China…

Capaian ini dinilai cukup memuaskan menimbang situasi ekonomi global yang sedang kurang baik. Tujuan ekspor terbesar antara lain Singapura, Myanmar, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Thailand, China, dan lain-lain. Sebagian besar ekspor ditunjang oleh aneka produk turunan tepung terigu.

Sementara itu, kontributor terbesar kedua berasal dari ekspor sebanyak 267.848 ton by product atau dedak gandum dengan nilai sebesar Rp 711 miliar. Adapun nilai ekspor dari tepung terigu nasional adalah sebesar Rp 207 miliar.

Franky menilai keberadaan industri terigu nasional memiliki berbagai manfaat tambahan. Dari sisi penciptaan lapangan pekerjaan, kehadiran industri terigu nasional memicu munculnya kegiatan usaha pengolahan makanan di level UMKM yang pada gilirannya menciptakan peluang kerja baru.

Baca juga: Di AS, Mie Instan hingga Kopi RI Berpotensi Raup Transaksi Rp 41,3 Miliar

Tidak hanya itu, dalam proses pengolahannya ke dalam bentuk makanan, terigu juga mendorong konsumsi produk-produk pertanian lokal, seperti cabai, tomat, aneka bawang, dan kentang.

"Bahkan di berbagai daerah, para UKM khususnya, semakin banyak variasi makanan berbasis terigu yang dicampur dengan komoditas pertanian setempat. Misalnya cake salak, mi naga, roti durian, kue lapis talas, bolu nanas, labu cake, bahkan kue kering yang yang kaya dengan aneka biji-bijian,” papar Franky. (Muhammad Julian)

Baca juga: Ketua Apindo: Pengusaha Properti Ciputra Meninggal Dunia di Singapura

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Wow, ekspor mi instan dan produk terigu mencapai Rp 8,7 triliun per September 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com