Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Macet Naik, OJK Duga karena Duniatex

Kompas.com - 29/11/2019, 16:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kenaikan kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) 2,73 persen hingga akhir Oktober 2019. Angka itu bergerak naik dari 2,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Slamet Edy Purnomo mengatakan, industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar kredit macet jika dilihat secara sektoral. Hingga Oktober 2019, industri pengolahan kian tertekan dan memiliki utang sebesar Rp 900 triliun kepada perbankan.

"Memang kalau dari sisi persentase ada beberapa kredit yang naik. Dominan di kredit industri pengolahan. Di Oktober 2019, sekitar Rp 900 triliun naiknya," kata Slamet Edy Purnomo di Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Baca juga: Edhy Prabowo Siap Dukung Ikan Hias Indonesia

Slamet menduga, kenaikan NPL di sektor industri pengolahan terjadi karena adanya kasus gagal bayar Duniatex sebagai perusahaan tekstil besar di Indonesia.

Di industri pengolahan, NPL naik menjadi 4,12 persen per Oktober 2019 dari 2,15 persen pada tahun lalu.

"Di industri ini, terutama saya kira disumbangkan dari kasus Duniatex Grup ya. Kan di industri ini bukan hanya mencatat di industri hilirnya saja tetapi juga hulunya juga. Jadi industri pengolahan ini terutama terdampak dari tekstil," ujar dia.

Baca juga: Ini 2 Calon Kuat Pembeli Saham Bank Permata

Berdasarkan catatan OJK, total utang Duniatex mencapai Rp 22 triliun. Angka itu berasal dari pribadi pemilik Duniatex dan Korporasi. Namun demikian, angka itu bisa saja bertambah mengingat Duniatex masih dalam proses Penundaan Kewajiban dan Pembayaran Utang (PKPU).

"Kalau menurut catatan kita (utang Duniatex) ada Rp 22 triliun, ada yang dari perbankan ada juga yang non-bank. Tapi itu belum final, ya. Masih ada pembahasan list utang. Semua harus dikumpulin dalam satu list utang karena utangnya sehingga harus diakumulasi," kata Slamet.

Adapun sektor lain yang menyumbang bengkaknya NPL adalah sektor perdagangan. NPL naik menjadi 3,92 persen tahun 2019 dari 3,7 persen pada Desember 2019. Kendati demikian, kenaikan itu tak sesignifikan kenaikan di sektor industri pengolahan.

Baca juga: Dari Honor Manggung, Susi Bakal Bagi-bagi Kapal ke Nelayan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com