JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengaku khawatir pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), atau pom bensin nelayan justru dikuasai preman karena tidak ada kontrol.
Namun di sisi lain ia menyadari, bila pom bensin tersebut tak dibangun, nelayan akan semakin sulit mendapatkan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan kapal.
"Nanti mereka berhadapan dengan preman yang ada di situ, yang pegang wilayah. Saya enggak bicara tentara atau polisi," kata Edhy Prabowo di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Baca juga: Edhy Prabowo Tak Sendirian, Lobster Juga Bikin Trump Kena Bully
Edhy menyebut, biasanya preman-preman lebih berkuasa dibanding pejabat yang memiliki kewenangan mengambil keputusan formal di lapangan.
Pasalnya kata Edhy, penguasaan BBM oleh para preman bukan kejadian baru. Ia mengatakan, hal tersebut pernah terjadi di daerah pemilihannya saat masih menjabat anggota DPR.
Hasilnya, para nelayan yang seharusnya dapat menikmati pasokan bahan bakar minyak di SPBN-SPBN itu justru tak kebagian.
Baca juga: Bantah Edhy, Susi Pamer Data Ekspor Lobster RI Meningkat Sejak 2016
"Saya lihat dulu dibuat SPBN. Setelah SPBN berdiri nelayan enggak kebagian. Saya tahu hilangnya ke mana, tapi saya enggak tahu apakah ada kerja sama dengan pemilik SPBN dengan pasar di situ," kata Edhy.
Apalagi politikus Partai Gerindra itu mengatakan, tak hanya nelayan yang membutuhkan BBM, namun juga masyarakat umum.
Baca juga: Tugas Satgas 115 Akan Berakhir 2 Pekan Lagi, Bagaimana Kelanjutannya?