Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Boleh Terbang, Boeing Temukan Lagi Potensi Cacat Desain 737 MAX

Kompas.com - 07/01/2020, 12:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Ratusan pesawat Boeing 737 MAX masih dikandangi sembari menunggu izin terbang yang baru dari regulator penerbangan dunia.

Belum dapat izin, pabrikan pesawat itu kembali menemukan satu lagi potensi masalah.

Dikutip dari CNN, Selasa (7/1/2020), pesawat itu dilarang terbang di seluruh dunia sejak Maret 2019 menyusul dua insiden yang menewaskan 346 orang dari 2 kecelakaan beruntun di Indonesia dan Ethiopia.

Kecelakaan itu membuat perusahaan memperbaiki desain pesawat yang disinyalir menyebabkan kecelakaan.

Baca juga: MAX 8 Menjadi Lembar Penutup bagi Serial Boeing 737

Namun, dalam bagian dari pemeriksaan yang diminta Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) pada Desember 2019 lalu, Boeing kembali menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak dilaporkan soal pemasangan kabel di pesawat 737 MAX.

Saat ini, Boeing diketahui tengah memeriksa apakah dua bagian perkawatan maupun perkabelan yang mengendalikan ekor pesawat itu terlalu dekat sehingga dapat menyebabkan korsleting.

"Korsleting inilah yang kemudian menyebabkan pesawat kecelakaan bila pilot tidak menanganinya dengan tepat," kata seorang insinyur senior Boeing.

Juru bicara Boeing pun mengonfirmasi laporan insinyur itu. Dia bilang, masalah desain itu tengah diidentifikasi secara cermat, sebagai bagian dari proses yang ketat untuk keselamatan penerbangan.

Baca juga: Boeing Akhirnya Pecat Dennis Muilenburg dari CEO

"Prioritas utama kami adalah memastikan seri 737 Max memenuhi semua persyaratan penerbangan sebelum diizinkan terbang kembali. Kami bekerja sama dengan FAA dan regulator lainnya dalam proses sertifikasi yang ketat dan menyeluruh untuk memastikan desain pesawat aman dan memenuhi syarat," tutur dia.

Namun dia bilang, terlalu dini rasanya untuk berspekulasi bahwa penemuan masalah baru itu bakal mengarah pada perubahan desain pesawat atau memperpanjang waktu untuk sertifikasi ulang izin terbang.

Masalah ini tentu akan menjadi tantangan baru bagi CEO Boeing David Calhoun yang secara resmi menjabat pada 13 Januari 2020 mendatang.

Calhoun menggantikan Dennis Muilenberg yang dipecat pada 23 Desember 2019 lalu.

"Perubahan dalam kepemimpinan diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan regulator, pelanggan, dan semua pemangku kepentingan lainnya pada perusahaan," ucap juru bicara itu.

Baca juga: Boeing Hentikan Produksi 737 Max, Ekonomi AS Kian Tertekan

Sebelumnya diberitakan, pada Desember 2019 lalu Boeing telah mengumumkan akan menangguhkan produksi pesawat seri 737 MAX sehubungan dengan mundurnya sertifikasi ulang.

Pesanan pesawat di seluruh dunia kepada Boeing menyurut. Sedangkan Boeing terus memproduksi 42 pesawat per bulan, sembari menunggu sertifikasi ulang untuk pesawat di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com