Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta APBN 2019: Penerimaan Loyo dan Utang Pemerintah Capai Rp 4.778 Triliun

Kompas.com - 08/01/2020, 11:05 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 30 Desember 2019, Selasa (7/1/2020).

Dalam paparannya Sri Mulyani mengatakan hingga akhir tahun kinerja APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 353 triliun atau 2,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 1,84 persen.

Besaran defisit tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 269,4 triliun atau 1,82 persen dari PDB.

Namun demikian, Sri Mulyani menilai APBN yang merupakan instrumen untuk menjaga stabilitas mampu membuat perekonomian lebih kondusif dan terjaga yang ditunjukkan dengan PDB yang hingga akhir tahun diprediksi bakal tumbuh di kisaran 5,05 persen.

"Dari sisi APBN, realisasinya kita seperti disampaikan, APBN adalah instrumen menjaga perekonomian dan meneruskan program pembangunan. Meski kondisi ekonomi bergerak sangat dinamis kita tetap mampu menjaga fungsi untuk mendorong ekonomi dan menjaga stabilitas, mendorong investasi, serta memperkuat jaring pengaman sosial," ujar Sri Mulyani.

Adapun berikut fakta-fakta lain terkait defisit APBN yang dihimpun Kompas.com:

1. Penerimaan melemah

Defisit APBN terjadi lantaran realisasi penerimaan negara yang lebih kecil dibandingkan dengan belanja negara.

Realisasi penerimaan negara per 31 Desember 2019 tercatat mencapai Rp 1.957,2 triliun dari target Rp 2.165,1 triliun. Adapun realisasi belanja sebesar Rp 2.310,2 triliun dari target Rp 2.461,1 triliun.

Baca juga: Penerimaan Pajak hingga Akhir Desember 2019 Kurang Rp 234,6 Triliun

Namun demikian, realisasi belanja tersebut juga lebih lemah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya lantaran hanya tumbuh 4,4 persen, dibanding tahun 2018 yang tumbuh hingga 10,3 persen.

Sri Mulyani mencatatkan, untuk penerimaan negara sepanjang 2019 mencapai Rp 1.957,2 triliun atau 90,4 persen dari target APBN 2019. Angka ini hanya tumbuh tipis 0,7 persen dibandingkan periode akhir 2018.

Secara rinci, realisasi tersebut berasal dari penerimaan perpajakan senilai Rp 1.545,3 triliun. Penerimaan perpajakan ini hanya 86,5 persen dari target Rp 1.786,4 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis 1,7 persen dibandingkan realisasi periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.518,8 triliun.

Pendapatan negara bukan pajak (PNBP) terkumpul sebesar Rp 405 triliun atau setara 107,1 persen dari target yang sebesar Rp 378,3 triliun. Meski melampaui target, capaian ini turun 1 persen dari realisasi tahun 2018 senilai Rp 409,3 triliun.

"Pendapatan negara mengalami tekanan karena rembesan perekonomian global yang melemah," ujar Sri Mulyani.

2. Defisit RI masih lebih baik dibanding negara tetangga

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut pun membandingkan realisasi kinerja APBN RI dengan beberapa negara berkembang lain.

Misalnya saja dengan India, yang realisasi APBN-nya mengalami defisit hingga 7,5 persen hingga akhir tahun dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh 4,5 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com