Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Industri Manufaktur Melambat di Akhir 2019, Mengapa?

Kompas.com - 13/01/2020, 16:02 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja industri pengolahan pada kuartal IV 2019 tumbuh melambat dibandingkan dengan kinerja pada kuartal sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia sebesar 51,50 persen pada kuartal IV 2019, lebih rendah dari 52,04 persen pada kuartal III 2019.

"Ekspansi kinerja industri pengolahan terjadi pada sebagian besar subsektor, dengan ekspansi tertinggi pada industri semen dan barang galian non logam yang didorong oleh ekspansi volume produksi dan pesanan barang input," tulis BI dalam laporan perkembangan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Jakarta, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Industri Manufaktur Diyakini Tumbuh 5,3 Persen Pada 2020

Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha sektor Industri Pengolahan hasil SKDU.

Realisasi kegiatan usaha sektor Industri Pengolahan yang lebih rendah pada kuartal IV 2019 dan kembali meningkat pada kuartal I 2020.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha Industri Pengolahan pada kuartal IV 2019 tercatat sebesar 0,76 persen, lebih rendah dibandingkan SBT 3,05 persen pada triwulan III 2019.

Sementara SBT kegiatan usaha Industri Pengolahan pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 1,52 persen meningkat dari 0,76 persen pada triwulan IV-2019.

Berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, ekspansi yang terjadi pada kuartal IV 2019 ditunjang oleh ekspansi pada berbagai komponen seperti volume produksi (53,42 persen), volume pesanan (53,27 persen) dan volume persediaan barang jadi (52,56 persen) meskipun indeks ketiganya cenderung lebih rendah daripada kuartal sebelumnya.

Baca juga: Kecerdasan Buatan Bisa Percepat Inovasi Digital Sektor Manufaktur

Di sisi lain, terdapat dua komponen yang mengalami kontraksi yaitu kecepatan penerimaan barang input (49,71 persen) dan penggunaan jumlah tenaga kerja (47,23 persen).

Sementara itu, indeks volume produksi PMI-BI pada kuartal IV 2019 sebesar 53,42 persen, lebih rendah dari 53,64 persen pada kuartal sebelumnya. Ini sejalan dengan indikasi menurunnya permintaan.

Diperkirakan pada kuartal I 2020, indeks volume produksi akan meningkat, dengan indeks sebesar 55,95 persen, lebih tinggi dari 53,42 persen pada kuartal IV 2019, sebagai antisipasi tingginya permintaan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri pada kuartal II 2020.

Indeks volume produksi pada kuartal I 2020 tercatat meningkat, dengan SBT sebesar 55,95 persen, lebih tinggi dari 53,42 persen pada kuartal IV-2019.

Sejalan dengan melambatnya volume produksi, pada kuartal IV 2019 indeks volume pesanan barang input tercatat sebesar 53,27 persen, lebih rendah dari 53,48 persen pada kuartal  sebelumnya.

Baca juga: Menristek : Industri Manufaktur Indonesia Dalam Level Waspada

Indeks volume pesanan barang input diprakirakan meningkat pada kuartak I 2020, dengan indeks sebesar 53,30 persen seiring dengan meningkatnya volume produksi.

Indeks volume persediaan barang jadi periode kuartal IV 2019 tercatat sebesar 52,56 persen, lebih rendah dari 54,27 persen pada kuartal sebelumnya.

"Hal ini adanya dorongan meningkatnya permintaan terhadap berbagai produk industri terutama produk makanan dan minuman pada perayaan Natal dan Tahun Baru, di tengah volume produksi yang terbatas," tulis BI lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com