Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tumbuh, Ekonomi Global Harus Hadapi 3 Hambatan

Kompas.com - 15/01/2020, 12:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chartered Bank memprediksi ekonomi dunia akan tumbuh 3,3 persen atau sedikit lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan 3,1 persen pada 2019.

Meski demikian, pertumbuhan global harus melawan 3 hambatan struktural jangka panjang, antara lain utang, demografi, dan deglobalisasi.

Kepala ekonom global Standard Chartered, David Mann mengatakan, utang merupakan masalah besar di beberapa negara, seperti China. Memang, peningkatan utang pada tahun-tahun sebelumnya membantu China mengatasi krisis keuangan global.

Tapi, utang yang dihasilkan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan negara-negara tersebut di tahun-tahun mendatang. Belum lagi, China mesti mengejar pertumbuhan ekonomi double digit tahun ini sebelum melemah lebih lanjut pada 2021.

Baca juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Dipangkas, Apa Kata Sri Mulyani?

"Jadi China kemungkinan akan stabil pada tingkat minimum untuk menggandakan PDB 2020, sebelum mengalami pelemahan selanjutnya pada 2021," kata David Mann di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Tak hanya China, kata David, beberapa negara juga mengalami tantangan dalam pertumbuhan ekonominya. Negara seperti Jepang, Italia, Jerman, Thailand, China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura akan mengalami populasi yang menua sehingga menjadi tantangan.

Begitu pun Amerika Serikat yang ekonominya akan melambat lebih lanjut.

"Kami memprediksi ekonomi AS melambat lebih lanjut menjadi 1,8 persen pada tahun 2020 dan pertumbuhan kawasan Euro tetap lemah," jelas David.

Untuk itu, AS akan bergeser ke sikap yang lebih proteksionis sejak 2008. Akibatnya, negara-negara berkembang merupakan yang paling berisiko dari deglobalisasi lebih lanjut, usai sebelumnya menerima manfaat besar dari pertumbuhan ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com