Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Tumbuh 6,1 Persen, Ekonomi China 2019 Terendah dalam 29 Tahun

Kompas.com - 17/01/2020, 11:36 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi China pada 2019 tumbuh 6,1 persen. Angka tersebut sesuai dengan kisaran target pemerintah meski sepanjang tahun lalu Beijing tengah diliputi ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Dikuipi dari CNBC, polling analis yang dilakukan oleh Reuters memprediksi ekonomi China akan tumbuh 6,1 persen di 2019, lebih rendah dibanding realisasi pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang sebesar 6,6 persen.

Namun demikian, perekonomian ekonomi China tahun ini merupakan yang terendah sejak 1990.

Baca juga: Sah, Kesepakatan Dagang AS-China Resmi Ditandatangani

Meski pun angka Produk Domestim Bruto (PDB) yang dikeluarkan oleh pemerintah China bertujuan untuk menunjukkan kondisi kesehatan ekonomi setempat, namun banyak ahli di luar China yang skeptis terhadap kebenaran laporan tersebut.

Target pertumbuhan ekonomi pemerintah untuk 2019 di kisaran 6 persen hingga 6,5 persen. Namun demikian, Perdana Menteri China Liu He pada Rabu (15/1/2020) sempat mengatakan, perekonomian negara tersebut akan tumbuh lebih tinggi dari 6 persen.

Jika dilihat berdasarkan kuartal, pertumbuhan ekonomi China di kuartal IV 2019 tercatat tumbuh 6 persen berdasarkan data Biro Statistik Nasional setempat. Jajak pendapat yang analis yang dilakukan Reuters pun juga mentakan ekonomi China tumbuh 6 persen sepanjang Oktober hingga Desember 2019.

Baca juga: Meski Tumbuh, Ekonomi Global Harus Hadapi 3 Hambatan

Adapun pada kuartal III 2019, pertumbuhan PDB negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh 6 persen, pertumbuhan ekonomi terendah 1992.

Data pertumbuhan ekonomi China dirilis setelah terjadi kesepakatan dagang tahap awal dengan Presiden Donald Trump. Adapun perang dagang yang terjadi di antara kedua negara tersebut terjadi sudah hampir 2 tahun.

Selain data pertumbuhan ekonomi, data perekoknomian China juga menunjukkan pertumbuhan baik dari segi jasa industri maupun penjualan ritel untuk bulan Desember.

Analis pun memandang data Beijing secara positif, meski menilai perlu ada kehati-hatian mengenai kesepakatan dagang dengan AS.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 5,3 Persen, Ini Faktornya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com