Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikiater Inggris Ingin Perusahaan Teknologi Raksasa Dibebani Pajak Riset terkait Medsos

Kompas.com - 18/01/2020, 12:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Psikiater terkemuka di Inggris mengatakan, raksasa teknologi seperti Facebook, Google dan twitter harus dibebani dengan pajak untuk mendanai penelitian tentang bahaya yang disebabkan platform media sosial yang mereka ciptakan.

Dikutip dari CNBC, Royal College of Psychiatrists baru saja merilis sebuah laoran pada Jumat (17/1/2020) waktu setempat yang menyerukan kepada Pemerintah Inggris untuk memaksa perusahaan teknologi menyerahkan data ke universitas. Dengan demikian bisa membantu peneliti memahami bagaimana konten online mempengaruhi anak-anak dan remaja.

Dalam laporan tersebut, para psikiater menilai beban perpajakan yang ditimpakan pada perusahaan raksasa teknologi tersebut harus setimpal dengan besaran omzet mereka di seluruh dunia.

"Ini akan digunakan untuk mendanai penelitian dan pelatihan independen baik untuk dokter, guru atau orang lain yang bekerja untuk anak-anak dan remaja," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Ingin Berjualan, Lebih Pas di Media Sosial, Market Place atau Situs Sendiri?

Sebagai informasi, saat ini Inggris tengah membentuk regulator yang didanai industri. Regulator itu nantinya akan memiliki kekuatan untuk menghukum perusahaan internet, memblokir akses orang ke situs web tertentu dan berpotensi menahan eksekutif perusahaan teknologi secara perorangan untuk bertanggung jawab atas pelanggaran.

Pembentukan regulator tersebut berdasarkan usulan yang diajukan oleh pemerintah setempat.

Pihak kampus menyarankan agar pengawas independen ini harus ditugaskan untuk menetapkan pajak atas pendapatan perusahaan digital.

Ketentuan untuk menjadi subjek perpajakan belakangan tengah sensitif bagi perusahaan teknologi global. Sebab mereka tengah menghadapi tekanan dari regulator di seluruh dunia untuk meningkatkan kontribusi perpajakan mereka.

Di Perancis, pemerintah setempat baru saja menetapkan aturan perpajakan sebesar 3 persen dari pendapatan perusahaan-perusahaan teknologi termasuk Googlem Amazon, Facebook dan Apple di kawasan Eropa. Peraturan perpajakan tersebut berlaku sejak tahun lalu.

Adapun Inggris dalam waktu dekat juga akan memperkenalkan pajak digital mereka.

Percakapan seputar pengaruh platform internet pada kesehatan mental, terutama bagi kaum muda, saat ini sedang sangat sensitif di Inggris.

Kematian Molly Russell, yang bunuh diri pada usia 14 tahun setelah menonton video yang mencelakai diri, menyebabkan Instagram yang saat ini dimiliki Facebook melarang gambar grafik dengan ilustrasi menggambarkan melukai diri sendiri.

Ayah Russell, Ian, telah mendukung permohonan Royal College of Psychiatrists untuk memaksa perusahaan teknologi besar untuk berbuat lebih dalam mengontrol konten berbahaya.

Dalam laporan itu, Russell mengatakan, meskipun kemajuan teknologi membawa banyak manfaat namun perkembangan yang cepat dapat dengan mudah menyamarkan datangnya bahaya yang tak terhindarkan yang datang setelahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com